Selasa, 05 November 2013

KEINDAHAN DAN KENIKMATAN

Aku adalah seorang pria singlefighter, sebenarnya
statuskusaat ini adalah seorang duda.Aku mengaku seorang
priasingle fighter dikarenakan akusekarang sudah tidak
beristri lagi. Aku dahulu seorangsuami yang sangat
bahagiakarena aku mempunyaiseorang istri yang cantik
danbegitu sayang kepadaku. Diistanaku saat itu tinggal aku,
istriku, ibu mertuaku danseorang pembantuperempuan.
Sebelum akumenceritakan kisah dilemamahligai rumah
tanggaku, akuingin menceritakan tentang pengalamanku
dengansekretarisku. Sebut sajanamaku Hendi, usiaku saat
inibaru menginjak 28 tahun.Profesiku Presiden Direktur,tentu
saja di perusahaanku sendiri. Aku tinggal diperumahan
Kelapa Gading.Pada suatu ketikaperusahaanku
mengadakanacara liburan untuk karyawan,acara ini selalu
rutin dilakukan untuk menambah gairah kerjapara
karyawanku. Karena akuboss di perusahaan tersebutaku
harus ikut, sedangkanistriku pada saat itu sedangada
halangan katanya sih ada urusan keluarga. Jadi
akumemutuskan untuk pergisendiri. Aku mempunyaisekretaris
Sari namanya, akumerasa bahwa aku harusmemilikinya.
Kalau di kantor dia selalu mencoba bertingkahgenit dari
kerling matanya ituatau dari caranya berpakaian,dari situ aku
tahu kalau diasuka padaku. Seperti biasanyaaku pulang
memang agak sore, Sari sudah gelisah inginpamit pulang tapi
aku masihsaja berkutat denganlaporanku. “Sari kalo udahmau
pulang duluan aja, nggakpa-pa kok, sekarang udah jam 5
lewat 20, entar ketinggalankereta lho lagian udahmendung
kalo hujan kan entarkebasahan”, kataku sambiltersenyum.
“Iya Pak”, sambilberkemas dan secara tidak sengaja
pulpennya jatuh dandia memungutnya, otomatisdari posisi
duduk dia berputar,roknya tersingkap dan secaratidak sengaja
aku melihatnya,wah memang benar terawat sampai ke ujung
pahanyabegitu pula dengan dengansegitiganya yang
berwarnaputih. Sambil memungutpulpen dia nunduk dan
sertamerta dia menutup bajunya yang otomatis terlihat
kalaununduk. “Sar, lain kali pakebajunya yang ketutup aja
biarnggak repot”, kataku. “Nggakenak Pak, saya justru
nggakseneng pake baju yang kerahnya terlalu
tertutup”,katanya sambil tersenyum,karena dia tahu
maksudkungomong seperti itu. Tak lamakemudian Sari pergi,
dan akuterus bekerja. Sari memang betul-betul merupakan
wanitaideal di benakku. Ia bertubuhtinggi, dengan pinggul
yangindah dan pantat menjungkitseperti penari Bali. Aku
ingatpengalaman pertama bercinta dengannya. Dan
kesempatanpun tiba pada acara tahunantersebut, saat acara
sudahhampir selesai, kuajak Sarikeluar dari ruangan itu.
“Sar,temenin Bapak keluar jalan- jalan yuk?” Ajakku. “Iya
Pak,Sari juga sudah sumpek di sinisejak tadi sore”, jawab
Sari.Kita pun keluar denganmobilku, tak terasa sudah
jam1.00 malam. Kita pun kembali ke Villa perusahaan.
Setelahsampai, aku memberanikandiri menggandeng
seketariskuyang genit itu, kita menyusurilorong kamar-
kamarkaryawan. Dan akhirnya tiba di depan pintu kamar Sari.
“Pak,malam ini mau nggak bapaknemanin saya.. soalnya
Saritakut kalau tidur sendirian”,kata Sari. “Tapi kamu kan
bisaminta ditemanin sama karyawan cewek yang
lain”,jawabku, tapi dalam hatikuberharap agar
Sarimemaksaku untukmenemaninya malam ini,
yangsebenarnya sangat kuharap- harapkan. “Mana ada
yangmau Pak? Orang sudah padatidur semua, lagipula
merekakan sudah ada yang menemanimalam ini”, desak
Sari.Memang sih pada acara tahunan kali ini
karyawanperempuan yang masih singledan ikut ke acara
tersebuthanya Sari, sedangkankaryawan yang lain
sudahmembawa pasangannya sendiri-sendiri. “Tapi nanti
jam7.00 pagi kamu banguninBapak yah. Soalnya
kalauketahuan karyawan yang lainkan nggak enak kita,
apalagibapak kan atasan mereka”, jawabku. Akupun
masukmengikuti Sari, tapisebelumnya aku minta izinpada
Sari untuk ganti bajutidur dulu di kamarku.Pertama kali
sangat canggung dan hanya berbincang-bincangsaja di
kamar. Ketika tiba saatuntuk tidur, aku bermaksudtidur di
sofa. Aku merasaharus menghargainya, tohkami belum
menikah. Namun ia menarikku ke tempat tidur.“Kita tidur
pelukan boleh kanPak, asal nggak lebih dari itu”,katanya
manja. Aku menurutikemauannya dengan kikuk.Beberapa
menit kami berbaring diam dalam satuselimut. Sari
hanyamengenakan t-shirt tipis dankain sarung, begitu juga
aku.Saat kulit kami bersentuhan,jantungku berdesir. Tanpa
terasa pipi kami salingmenempel. Udara dinginmembuat ia
mengetatkanpelukannya dan akhirnya bibirkami saling
berpagut. Awalnyasangat canggung, namun tak lama gerakan
kami menjadilebih luwes dan lidah kami punsaling bergulung.
Ciuman yangketat membuatku kehilangankendali, lalu
tanganku menjadiliar meraba ke payudaranya. Nafas Sari pun
semakinmemburu. Lalu aku berusahamelucuti t-shirtnya. Sari
tidakmenolak, bahkan tangannyajuga berusaha
melucutibajuku. Dengan satu sentakan kutarik BH-nya
sehinggakulihat tubuhnya yang indahitu hanya berbalut
celanadalam tipis. Aku menikmatibeberapa saat
pemandanganitu, Sari yang berbaring telentang, dengan
pandanganmata yang sulit kulupakan.Lalu kucium lagi
bibirnyaperlahan. Sari mengerangperlahan, “Ooohhh..”,
bibirnyasetengah terbuka dan basah sangat
membuatkuterangsang. Lalu tangankumulai bermain di
payudaranya,membuat ia makinmenggelinjang.
Ketikatanganku kuturunkan hingga mencapai
gundukankewanitaannya dan bibirkumeluncur mengulum
putingsusunya, tiba-tiba iamendorongku dengan keras.Lalu
tangannya bergerak cepat menarik celanaku sambilberdesah,
“Pak, bukacelananya..” Dengan satugerakan aku melepas
celanadalam, dan ia melakukan halyang sama. Kini dapat
kulihat tubuh indah itu tanpapenghalang apapun.
Sarimenarikku ke dalampelukannya dan kami
kembalibercumbu dengan hangatnya.Aku menyisir seluruh
tubuhnya dengan bibirku. Mulai dariubun-ubunnya, turun
kebibirnya, lalu ke lehernya yangjenjang. Sari
berbaringtelentang dengan keduapahanya yang putih dibuka
lebar, sementara akumenindih dan mengulum bibirdan
lehernya, batangkemaluanku yang telah kerasdan liang
senggamanya yangterasa basah tanpa sengaja bersentuhan.
Betapanikmatnya. Lalu aku mulaimenyisir ke payudaranya
danmulai mengulum putingpayudaranya yang mengeras.Aku
jilati puting susunya dan melingkari areolanya,membuat Sari
menggelinjangdengan hebat sambil merintihkeras, “Aduh..
nikmat.. Pak..teruss.. ooohh..” Karenaposisiku agak
merendah ke bawah maka aku dapatmerasakan kehangatan
liangkewanitaannya yang basah diperutku. Sari terus
merintihsambil sesekali pahanya yangjenjang menghentak
naik turun di atas pinggangku,sementara pelukannyasemakin
erat. Lalu ia menariktubuhku ke atas hingga bibirkami
kembali berpagut.Sambil tersengal ia mendesah dengan
penuh birahi, “Pak,Sari pingin disentuh denganpunya bapak..”
Aku mengertiyang ia inginkan. Aku lalumulai menggesek-
gesekkanbatang kemaluanku ke liang kenikmatannya.
Liangsenggamanya terasa makinmembanjir dan terbuka.
Akuterus menggesek danmenyibak labia mayoranya
danmerasakan klitorisnya yang semakin membengkak.
Sarimenggoyangkan pinggulnyadengan kencang
sambilmerintih, “Teruus.. Pak.. nik..matt…, ooohhh..”
Tangannyamemeluk kencang di bahuku dan kukunya
membenam dikulitku hingga membuatkusedikit perih. Namun
rasaperih itu terkalahkan olehbuaian kenikmatan yang
luarbiasa. Gerakan itu semakin kencang dan aku sudah
tidaktahan untuk segera memasukitubuhnya. Aku
berhentimenggesek klitorisnya danmulai mencari jalan
untukmemasuki lubang kemaluannya yang sudahbanjir oleh
cairankewanitaannya. Aku menatapSari sebentar dan
menemukanhasrat yang sama di matanya.Dengan perlahan
tangannya membimbingku memasukilubang
kenikmatannya.Dengan satu dorongan pelanaku mulai
memasukitubuhnya, sedikit demi sedikit.Aku tahu ia sedikit
kesakitan, karena ini pertama kalibaginya, namun
kebasahannyasangat membantu batangkemaluanku
menemukanjalannya. Ketika batangkemaluanku hampir
separuh masuk dalam liangkenikmatannya,
tangannyamemelukku dengan amatkeras dan tubuhnya
bergetarhebat. Aku merasakan cairanlebih banyak lagi
membanjiri kemaluannya dan dengan satudorongan aku
menusuk hinggabagian terdalam darikemaluannya.
Tubuhnyamenggigil dan mulutnyameracau, “Eeeenak.. Pak..
ooohh.. tekan yang.. dalaam..ooohh..” ketika aku
mulaimenggerakkan batangkemaluanku naik turun.
Padasetiap gerakan menusuk akumenekan dengan begitu
dalam. Sari menggoyangkanpinggulnya, kedua
kakinyamenjepit pinggulku begitukeras. Aku akhirnya tak
tahanlagi dan merasa sudah hampirtiba waktunya. Pada
gerakanku yang terakhir, akumerasakan seluruh
tubuhnyamenggeletar, menyambutspermaku yang
memenuhirongga kewanitaannya saatejakulasi. Kukunya
makin dalam terbenam dipunggungku dalam satupelukan
yang ketat dan tubuhkami sama-sama menggeletar.Untuk
beberapa saat hanyakenikmatan tiada tara yang kami
rasakan dan entahberapa lama kami terusberpelukan
menikmatikeindahan itu dengan mataterpejam, dengan
batangkemaluanku tetap kubiarkan di dalam liang
kenikmatannya.Ketika getar-getar keindahanitu akhirnya
harus berakhir,aku membuka mata danmelihat Sari yang
masih tetapterpejam dengan wajahnya yang penuh keringat.
Betapacantiknya melihat dia dalamkeadaan sesudah
orgasme.Lalu ia membuka matanya dantersenyum lembut
melihatkusedang memandanginya. Kucium lembut bibirnya
dankami berbaring berpelukan.Kami tahu malam
masihpanjang dan kami tak akanmenyia-nyiakan
kesempatanindah itu untuk menikmatinya bersama-sama.
Itulah kisahperselingkuhanku dengan Sari,sekretarisku yang
cantik dangenit dan acara kucing-kucingan itu
berlangsunghingga kini. Setelah acara selesai aku pulang ke
rumahdan mendengar suara atauhal-hal yang tidak enak
daripara tetangga tentang istriku.Tapi aku saat itu belum
maupercaya begitu saja dengan cerita jelek yang beredar
didaerahku itu, sampaisahabatku sendiri yangmengatakannya
padaku.Barulah aku mempercayaicerita tersebut. Selama tiga
hari aku tidak mau bicaradengan istriku, sikapnyapadaku
yang kurasakansepertinya agak bedasemenjak aku datang
dariacara tahunan yang diadakan perusahaanku itu.
“Yang..kamu kenapa sih?” kenapakamu diam saja..
kenapakamu diamkan aku? Apasalahku?” Tanya Yenni,
istrikupura-pura tidak mengerti duduk persoalannya.
Ditanyaseperti itu aku masih tetapdiam tidak mau bicara,
sikapYenni semakin merajuk saja.Dia mencoba
untukmelemahkan emosi jiwaku, Yenni memang paling
pandaidalam hal menundukkanemosiku. Sehingga aku
selalusaja kalah olehnya, apakahkarena aku
terlalumencintainya? sehingga diriku begitu lemah
terhadapnya.“Jika Yayang selalu diambegini, aku sebaiknya
pergisaja dari rumah ini! Percumapunya suami juga,
selalumendiamkan aku tanpa tahu persoalannya!” kata
Yennidengan suara yang ketus dantajam. Aku kaget
dengankata-katanya itu, makakutarik lengannya ketika
diahendak melangkah keluar. “Katakan! Siapa lelaki
yangpernah ke mari sewaktu akusedang di luar kota
kemarin?!”tanyaku sambilmencengkeram lengannyalebih erat
lagi. “Siapa yang Yayang maksud? Aku benar-benar tidak
mengerti?”ujarnya mencoba mengelak.“Jangan pura-pura
lagi, Yenni!Aku sudah tahu semuanya.Sewaktu aku tidak ada,
rumah ini kedatangan tamu kan?”gertakku. “Memang
benarYang, Tapi mereka itu temanMamaku. Lagi pula,
nggakmungkin aku beranimengkhianati kamu Yang!” ujar
Yenni sambil matanyamelotot tajam ke arahku.“Kamu berani
untuk disumpah?” tanyaku lagi. “Akuberani di sumpah dengan
caraapa saja, Yang! Karena aku tidak merasa bersalah!”
Kata-katanya cukup tandas dantajam. Dia seolah-olah
tidakmenerima kutuduh begitu, akusendiri akhirnya tidak
bisaberbuat banyak. Karena menuduh tanpa bukti itu
samahalnya dengan memfitnah, lagipula setelah aku pikir
apapunyang dilakukan istriku ini tidakmungkin kalau Yenni
beraniberbuat seperti itu kecuali semua ini memang
kelakuandari mertuaku itu. Apalagisaat itu Yenni menangis
piludan aku merasa tidak tegamelihatnya
sebabbagaimanapun juga aku masih begitu mencintainya.
“Maafkanaku Sayang. Aku telahmenuduh yang tidak-
tidakpadamu, aku percaya kokkalau kamu masihmencintaiku
dan setia padaku”, Kataku sambilmemeluk tubuh istriku
denganlembut dan mesra. Dansuasana yang tadinya
tegangtelah berubah menjadisuasana yang begitu romantis,
apalagi aku sudah lama tidakmerasakan
cumbuanpermainannya, dan saat ituYenni istriku begitu
eratmendekapku seakan tidakmau terpisah dariku lagi.
Kurebahkan tubuh istriku diatas ranjang, kubiarkan
diaterbaring dengan bebas. Akuberdiri
sejenakmemandanginya, ada getaraneh menjalari sekujur
tubuhku saat itu. Yennitersenyum penuh arti padaku,dia
memang mengerti apayang aku butuhkan saat ini.Benar-
benar menggairahkandan penuh daya tarik tersendiri tubuh
istriku. Iabegitu menantang dan pasrah.Buah dadanya yang
masihdilapisi gaun tidur itumembusung, laksana bukitsalju
yang lembut, kulitnya bersih dan mulus. Pinggulnyapadat dan
berisi. Keduapahanya juga putih, laksanakain sutra kalau di
sentuh.Segera saja aku melepaskansemua pakaianku dan
langsung naik ke atas ranjang.Rasanya saat itu kami
sepertiberada di malam pengantinsaja, begitu mesra
danromantis. Kemudian akududuk di pinggir kasur sambil
mendekap tubuh istriku.Sungguh lembut tubuh mungilistriku.
Kupeluk dengan gemassambil kulumat mesra bibirranumnya.
Tanganku merabaseluruh tubuhnya. Sambil memegang puting
susunya,kuremas-remas buah dadayang kenyal itu. Kuusap-
usapdan kuremas-remas. Nafsukuterangsang semakin
hebat.Batang kemaluanku menyentuh pinggang
istriku.Kudekatkan batangkemaluanku ke tangan
istriku.Digenggamnya batangkemaluanku erat-erat
laludiusap-usapnya. Tanganku terus mengusap
perutnyahingga ke celahselangkangannya. Terasaberlendir
basah dikemaluannya. Aku beralihdengan posisi 69. Aku
mulai mendekap tubuhnya sehinggaseluruh badannya
menekantubuhku, dan Yennimengarahkan liangkewanitaannya
yang terbukake wajahku. Dapat kulihat liang kewanitaannya
yangkemerahan yang tidak dihiasioleh sehelai bulupun,
bersih.Yenni menaikkan pantatnyasedikit, sehingga makin
jelasterlihat liang kewanitaannya, aku tahu maksudnya
denganperlahan kutempelkanwajahku ke liangkewanitaannya,
kuciumi bibirluarnya, dia sedikitmenggelinjang tapi tetap
menghisap dan menjilatbatang kemaluanku, dapatkuhirup
aroma yang keluardari liang kewanitaannyatersebut bau yang
khas. Akujilati seputar bibir luarnya, Yenni
semakinmelengkungkan tubuhnya kebelakang,
sehinggaterbenamlah wajahku di liangkewanitaannya. Aku
mengaturnafas, kubuka bibir luarnya dengan jari
tanganku,kumasukkan lidahku ke dalamliang kewanitaannya
dankumainkan lidahku didalamnya, Yennimenggelinjang kuat,
“Eeeggghh.. shhh.. aaachh..terusin Yang”. Kukecup
dankutarik klitorisnya denganlidah dan bibirku,
dapatkurasakan cairan wanitanyasudah mulai membasahi
liang kewanitaannya, Yennimengejang saat kuhisap
liangkewanitaannya yang sudahbasah. Kujilat
bibirkemaluannya dan kupilin-pilinklitorisnya. “Ohhh..
arggghh.. ohhh.. terusin Yang.. ohhh..arggghh”. Dan aku
merasakanbatang kemaluanku digigitdengan kedua
bibirnya.“Eeggghh.. sshhh… Sayang”.Aku pun menggeliat,
Yenni melepaskan batangkemaluanku dari
mulutnya,mengangkat dan memutarbadannya, menciumi
bibirkudengan panas dan nafasterengah-engah. Kemudian
Yenni jongkok menghadapkupersis di atas batangkemaluanku
yang terlihatmengkilap basah, dipegangnyabatang
kemaluanku dan Yennimulai menurunkan posisi jongkoknya
dengan menuntunbatang kemaluanku masukperlahan ke
dalam liangkewanitaannya, “Bleesss..”“Aaahhh.. ggghh!”
kamiberdua bersamaan mengerang. Yenni
mulaimenggerakkan pinggulnyanaik turun,
liangkewanitaannya sangat banyakberair, sampai berbunyi,
“Plok..plok.. cipak.. plok..” sesekali dia menggelinjang
danmeletakkan tangannya kebelakang memegang
keduapahaku, diputarnya pinggulnyake kiri dan ke kanan, kali
inigiliranku yang menggeliat, kutarik tangannya ke
bawahsehingga dia terkelungkupkuciumi bibirnya
denganhangat Yenni membalas,kupeluk badannya dan
Yennisekali lagi memutar-mutar pinggulnya. “Shhh..
gghhh..”aku kembali mengerang.“Enak, Yang..” bisiknya.
Akutak menjawab dan langsungkuciumi bibirnya
sementaratanganku mencoba untuk melepaskan gaun
tidurnya,Yenni membantuku, diabangun dan
melepaskannya.Kulihat payudaranya, akumulai
merabanya,meremasnya, kuhisap puting payudara kanannya.
” Ohhh..arghah.. aaah.. ahhh.. oh Yangterusin.. ohhh..
aghhh..” Yennimendesah dan mempercepatgerakan
pinggulnya naik turunkiri kanan. Puting payudaranya yang
merekah itu kujilatberulangkali sambil kugigitperlahan-lahan.
Puting susunyaterlihat berair karena liurhisapanku tadi.
Kuperkuatremasanku di payudaranya, Yenni merebahkan
badannyadengan tetap menggerakkanpinggulnya dan
kubalasdengan gerakan menusuk daribawah. “Aaahh..
Yang..terusin, Yang.. shshsh…” desah Yenni menggeliat. Aku
takpeduli, kujilati dan kugigitputingnya yang sudah
dekatdengan wajahku, Yennikembali mendesah dengancepat
mengikuti irama goyangan pinggulnya dantusukan batang
kemaluanku,“Aaahhh… ahhh… eeghh…”Aku merasakan ada
sesuatuyang siap keluar dari dalambatang kemaluanku,
kupercepat gerakan batangkemaluanku dalam
liangkewanitaannya, badan Yennimulai mengejang kuat
seiringkubangunkan badannya sambilmeremas kedua
payudaranya. Yenni juga mempercepatgerakan
pinggulnya,sementara aku merasakanbahwa air maniku
sudah taktertahankan lagi, denganhitungan sepersekian detik,
kulepaskan batangkemaluanku dari dalam
liangkewanitaannya. Yenni kagetdan keluarlah
cipratanpertama yang diiringi olehluberan air maniku yang
selama hampir dua minggukupendam. Yenni
terperangah,kemudian dia mencubitperutku. “Kok, nggak
bilang-bilang?!” aku tersenyum malu,kemudian dia
menguatkan cubitannya. “Aku kan jugahampir sampai,
kenapa nggakdikeluarin di dalam aja?”dengan tampang
innocent.Aku meringis menahan sakit,“Sorry Yang katanya
kamu lagi KB…” jawabku enteng sambilmembersihkan sisa-
sisa airmani dari tubuhku. Yennimulai
memperlihatkancemberutnya ketika diamelihat juniorku yang
lunglai. Aku melirik ke arah jamdinding dan tersenyum
sambilmerebahkan kepalaku kebantal yang empuk,
Yennikeheranan tapi kembalicemberut. “Curang.. mentang-
mentang udah enak trusnyantai gitu, aku gimanadong? masih
tanggung nih!”dengan nada kesal-kesalmanja. Kemudian
kutarikbadannya untuk rebahan di sebelahku. Kuambil
tangannyalalu kebelaikan perlahan disekitar daerah
batangkemaluanku, mulai dari paha,memutar ke bagian
bawahperut sambil memainkan bulu kemaluanku, ke
pahasebelahnya, kemudian keduabiji pelirku,
batangkemaluanku dan balik lagi kepaha yang pertama.
Yenniheran tapi setelah dua kali kuulang kulepas tanganku
dandia mulai memainkantangannya sendiri mengikutigerakan
yang baru sajakuajarkan. Tak beberapa lamabatang
kemaluanku mulai bergerak dan semakin halusgerakan
tangan Yenni, batangkemaluanku juga semakinmenegang.
Yennimelemparkan senyumnakalnya padaku, aku balas
senyumannya dan Yenniterlihat kembali bersemangatketika
melihat batangkemaluanku sudah berdiritegak, dia bangkit
darirebahannya dan mulai menggenggam batangkemaluanku,
diusap-usapnyaperlahan dan semakin lamasemakin kuat.
“Cihuuii!”teriakan kecilnya membuatkutertawa. Yenni mulai
bangun dan bersiap untuk menaikitubuhku lagi, tetapi aku
cepat-cepat menghadangnya denganmembangunkan
badanku danmenghempaskan tubuhnya kekasur, Yenni
kembali keheranan tapi tak lamakemudian ia tersenyum
begituaku meregangkan keduakakinya dan mulai
merabadaerah liang kewanitaannyayang tak dihiasi selembar
bulu. “Sudah siap ronde kedua?”tanyaku sambil
mengambilposisi di hadapannya, belumsempat Yenni
menganggukkankepalanya, kepala batangkemaluanku sudah
menusuk liang kewanitaannya“Eghkhkshsh..!”
Yennimendesah berat dan badannyamenggelinjang
hebat.Kubenamkan terus batangkemaluanku sampai habis ke
dalam liang kewanitaannya,Yenni terus
menggelinjang.“Shshsh.. terushin.. Yang..”desahnya. Kutarik
batangkemaluanku keluar sampaihabis dan kubenamkan lagi
ke dalam liang kewanitaannyadengan cepat, Yenniterbelalak,
“Aakkkhh…” kaliini suaranya tak tertahankan.Sayup-sayup
kudengar suarawanita cekikikan dari luar kamar tapi tak
kuperdulikan.Kembali kutarik batangkemaluanku dan
kubenamkanlagi, lalu kukocokkan batangkemaluanku keluar
masuk didalam liang kewanitaannya yang mulai melebar dan
basah,nafas Yenni mulai terengah-engah mengikuti
gerakanbatang kemaluanku. “Enaak..lagii.. masukin
semuaa.. tekandong.. bagian kiri yang ditekan… aahh…
laaggii..tekann.. ahh…” dengan matamerem melek
keasyikan,selang beberapa lama kutarikbatang kemaluanku
keluar dankuangkat kedua kakinya ke atas dan kusandarkan
didadaku, Yenni membukamatanya yang terpejam.
Belumsempat ia berpikir, kembalikubenamkan
batangkemaluanku ke dalam liang kewanitaannya
yangmenyempit. “Aaakkhh..shhh…” aku
menyeringaisementara Yenni mendesiskannafasnya seperti
menahansakit, tapi tak lama nafasnya kembali terengah
seiringkocokan batang kemaluankudalam liang
kewanitaannya.Kembali kudengar suarawanita cekikikan, tapi
akutetap tak perduli. Aku masih tetap mempertahankan
iramakocokan batang kemaluanku,tak beberapa
lamakupalingkan penglihatankanke jendela kamar
yangmengarah ke balkon luar, walau tertutup tirai tapi
akudapat melihat bayangankepala orang di luar sana.
Akuterkaget. “Gila! ternyatapermainan seks-ku denganYenni
diintip mertuaku sendiri”, pikirku dalam hati.Perasaan kaget
cobakuhilangkan dengan menarikbatang kemaluanku
danmembalikkan badan Yenniyang mulai terasa berat
kelelahan. Aku bangun daritempat tidur dan kutarikpinggulnya
ke atas, Yennimenolehkan kepalanya kebelakang, aku meraba
liangkewanitaannya yang sudah sangat basah,
diamelemparkan senyummalasnya, tak lama kutuntunbatang
kemaluanku ke liangkewanitaannya melalui daerahbokongnya
yang tak begitu besar. Setelah merasakan pasdi depan
lubangkenikmatannya tanpa permisikubenamkan
batangkemaluanku dalam-dalamsampai habis tak terlihat.
“Eenggkk.. ssshh.. aakhkh !”kami sama-sama
mendesah.Badan Yenni kembalimenggelinjang hebat
dannyaris melepaskan batangkemaluanku dari dalam liang
kewanitaannya, kutahanpinggulnya dengan keduatanganku,
kupegang eratpinggulnya, dan tak lamakukocok batang
kemaluankudi dalam liang kewanitaannya keluar masuk,
terdengar suarayang khas ketika bokongnyaberadu dengan
perutku. Akusemakin menikmatipermainan ini. “Akh..
egkh..sshsh.. aagkh..” nafas kami bersahutan mengikuti
iramakocokan batang kemaluanku,tapi suara Yenni
mulaimengeras “Eeggh.. .Aaakkkh..teerrus Yang..
teerruss…”kupercepat kocokan batang kemaluanku
sehinggamenimbulkan suara gesekanperut dan bokong
yangsemakin cepat. Tak lamakemudian Yenni
mendesahpanjang, “Ssshh.. aaakkhh.. eegghhm.. ohhh..
augh.. Yang..Yenni mau keeellluuaarrr…”.Tiba-tiba liang
kewanitaannyaseperti menghisap-hisapbatang kemaluanku
danakhirnya, “Crooottt.. crotttt.. crotttt.. crot” aku
bisamerasakan klimaksnya tapiaku tetap menusukkan
batangkemaluanku ke dalam liangkewanitaannya. Tangan
Yennikelihatan sudah tidak dapat menahan badannya,
kepalanyajatuh lunglai sesaat, diamenoleh ke
belakangmenatapku dan tersenyummanis seakan memberi
tandakepuasan. Kubalas senyumnya dan kuperlambat
gerakanbatang kemaluanku dan Yennimengikuti gerakan
batangkemaluanku denganmemutarkan pinggulnya kekiri dan
ke kanan. “Uuugh… eegkh…” aku menyeringai,batang
kemaluanku terasasedikit ngilu. “Kenapa, enakya?” candanya
sambil terusmemutar pinggulnya perlahansementara batang
kemaluanku yang masihtertancap dalam liangsenggamanya
yang sangatbasah. “Uugghmm.. sshhshh..aaakgh..” Yenni
mendesahkeenakan menikmati permainannya
sendiri.Rupanya ia ingin menikmatiklimaksnya lebih lama
denganmemutar-mutar batangkemaluanku di dalam
liangkenikmatannya yang sedikit melebar dan basah.
Lalukukecup bibirnya, ia punmembalasnya sambil
berbisik,“Kamu hebat deh Yang…”Senyum manis
menghiasiwajahnya yang bersemu merah, pertanda ia
telahmengalami orgasme yanghebat. Kami pun
tidurberdekapan sampai pagi.Begitulah, kami
sebenarnyahidup dalam rumah tangga yang rukun dan
romantis.Namun karena pengaruhibunya Yenni (mertuaku
red)cukup besar, maka rumahtangga kami sering
goncang.Aku mencoba untuk dapat mempertahankan
danmengendalikan mahligairumah tanggaku, berkali-kaliaku
bisa menyelamatkannya.Namun terpaan badai
yangdihembuskan ibu mertuaku semakin kuat saja,
sehinggaaku tidak mampu lagi untukmenahannya. Akhirnya
Yennimengajukan gugatan ceraipadaku. Setelah
menjalanisidang perceraianku dengan istriku yang berjalan
begitulama, karena memang akumasih mencintainya
danberharap Yenni kembali kepelukanku. Tapi apa
dayakukarena kenyataannya tidak seperti yang
kuharapkan,setelah pembagian hartagono-gini. Aku
sekarangsebatang kara dalammengarungi hidup ini,
setelahYenni yang selama ini menjadi istriku telah tiada lagi
disisiku.

1 komentar: