Rabu, 06 November 2013

Cerita Dewasa - PETUALANGAN DI PULAU

PETUALANGAN DI PULAU
Pratiwi tersenyum puas. Diaberdiri di tepi kolam yangcukup
jernih. Setelahmenikmati pemandangansekitar kolam tersebut,
diameletakkan botol air mineral di tepi kolam dan
perlahanmelepaskan pakaiannya.Dimulai dari kaus
ketatnyayang berwarna pink, laluperlahan diturunkannya
celanapendeknya. Kini dia hanya memakai bikininya
yangberwarna putih. Dengan hati-hati dilepaskan bikini
bagianatas yang langsungmenampilkan buah dadanyayang
ranum dan tegak berukuran 34B. Puting susunyayang
berwarna pinkbergoyang-goyang seiramagerakan buah
dadanya. Pratiwikemudian menunduk, buahdadanya terlihat
menggantung. Tertawa kecil,dilepaskan pula bikini
bagianbawahnya. Selangkangannyayang ditutupi rambut-
rambuthalus terlihat bersih. Tubuhtelanjang gadis 21 tahun
tersebut kini menikmatisemilir angin. Desir anginterasa
membelai lembut dadabulat sempurna, tanpa lupamembelai
pantat montoknyayang berisi. Setelah merapikan pakaiannya
di tepi kolam,Pratiwi menarik napaspanjang dan
memasukkankaki kirinya ke dalam kolam.Dilanjutkan dengan
kakikanannya. Kini ia duduk di tepi kolam. Diambilnya air
dengankedua tangannya dandipercikkan ke tubuhnya.Butiran
air terlihat menurunilehernya terus ke dadanyayang ranum
dan berlanjut menuju perutnya dan berhentidi rambut-rambut
halusselangkangannya. Setelahmemercikkan air
beberapasaat, Pratiwi pun turun kedalam kolam. Kolam
tersebut ternyata tidak dalam, hanyasebatas puting susunya
saja.Lalu ia menggosok tubuhnyadengan air kolam yang
jernih.Buah dadanya yang tertekanlengan saat membilas
terlihat semakin montok. Tanpa iasadari sepasang
matamemperhatikan kejadiantersebut. Orang misterius itupun
menelan ludah melihattubuh sempurna yang putih mulus
tersebut. Tak heran,karena Pratiwi sehari-harimemang
berprofesi sebagaimodel. Demikian asyiknyaPratiwi membilas
tubuhnyadengan air segar tersebut, dirinya tidak menyadari
bahwaorang misterius itu menukarbotol air mineralnya
denganbotol lain yang sama. Pratiwiterus menggosok
tubuhnya.Sesekali dia menyelam. Akhirnya dia menuju
kebagian yang agak dangkal dikolam itu. Dia duduk di
atasbatu di dalam kolam tersebut,menikmati kesegaran
airkolam tersebut di sekujur tubuhnya. Buah dadanya
yangmontok tersembul ke luarpermukaan kolam.
Pikirannyateringat kejadian beberapahari sebelumnya. 2
orangteman kampusnya mengajaknya menginap dicottage di
sebuah pulau. Pulautersebut memang tidakberpenghuni.
Hanya turis yangsesekali datang ke sana untuksnorkeling.
Begitu pula Pratiwi dan teman-temannya yangdatang ke sana
untuk hal yangsama. Sesampainya di dekatpulau, melihat laut
yang begitujernih, Pratiwi dan Dini,temannya, langsung
membuka pakaian mereka,menampilkan tubuh indahmereka
yang terbalut bikini,memasang mask dan fin danlangsung
melompat ke laut.Tinggal Ray, teman pria mereka, dan tukang
perahuyang terkejut melihatpemandangan indah
tersebut.Puas menikmati keindahanbawah laut, kedua gadis
itupun naik kembali ke perahu dan mengenakan
kembalipakaian mereka. Perjalananke pulau dilanjutkan
kembali.Dari tukang perahu, merekamengetahui bahwa
pulautersebut cukup luas dan memiliki hutan di tengah-
tengahnya. Setelah menaruhsemua barang-barang
danperbekalan di cottage, Pratiwisengaja memisahkan diri
dariteman-temannya dan berjalan ke dalam hutan di
pulautersebut hingga sampailah diadi kolam tersebut.
Rasalengket akibat berenang dilaut memaksa
Pratiwimembilas tubuhnya di kolam tersebut. Dengan badan
yangtidak lengket lagi, Pratiwi naikke tepi kolam dan duduk
disana sambil menunggutubuhnya kering. Tubuhtelanjang
yang indah tersebut kembali menjadi santapanmata orang
misterius tersebut.Dengan mata tak berkedip,dinikmatinya
buah dadaPratiwi yang bulat ranumtersebut, turun ke
perutnya yang rata, paha Pratiwi yangmulus pun tak luput
darisasaran mata orang misteriustersebut. Pratiwi
menikmatisemilir angin mengeringkantubuhnya, sambil
meminum air mineral dari botolnya. Taklama kemudian
Pratiwimerasakan hal yang anehditubuhnya. Seluruh
tubuhnyaterasa lemas. Pandangannyaterasa berat. Tak lama
kemudian tubuhnya tergeletaklunglai tak bertenaga. Diamasih
merasakan tubuhtelanjangnya dibopong dandiletakkan di
bahu seorangpria. Pratiwi berusaha memberontak, tapi
tenaganyaseakan hilang. Tangan nakalpria tersebut meraba-
rabapantatnya yang montok sambilmembopongnya ke
dalamhutan. Setelah itu Pratiwi tak sadarkan diri.
——————————————————–Di cottage, Ray dan Dini
masihmembereskan barang-barangdan perbekalan.
Setelahselesai membereskan barangnya, Ray pamit
untukmandi. “Dini, gue mandi duluya, badan gue lengket nih
kenaangin laut.” “Ya udah sana,gue juga masih belum
beresnih barang-barangnya. Biasa cewek barangnya
banyak,”sahut Dini. Ray pun bergegaske kamar mandi.
Mungkinkarena pulau tersebut tidakberpenghuni, kamar
mandinyapun lumayan terbuka. Hanya terdiri dari kayu
yangmengelilingi kamar mandi,dengan sebuah bak air
danWC. Atapnya terbuka dan tidakmemiliki pintu. Sambil
mandi,pikiran nakal terbersit di kepala Ray. “Wah, bisa
guepakai buat ngintip cewek-cewek nanti mandi nih.” Raypun
tersenyum nakal sambilmeneruskan mandinya. Selesaimandi,
Ray kembali ke cottage dan menemukan hanya Dini disana.
Pratiwi belum kembali.Lalu ditanyanya Dini. “Pratiwike mana
ya? Katanya tadihanya jalan-jalan sebentar dihutan, kenapa
dia belum balik ya?” “Jangan-jangan diatersesat di hutan,
Ray” kataDini dengan nada kuatir. “Yaudah, gue cari Pratiwi,
elomandi aja dulu. Nanti elotunggu gue di sini.” Kata Ray
bergegas mengambilperalatan dan masuk ke dalamhutan.
Dini pun menganggukdan mengambil pakaiangantinya. Rasa
lengket hasilberenang di laut tadi rupanya mengganggu
dirinya juga.Dengan bergegas Dini menujukamar mandi.
Sesampainya dikamar mandi, Dini punmelepaskan kaosnya
yanglangsung memperlihatkan dadanya yang berukuran
36Byang ditutupi bikini coklat. Rokmininya pun dilepas.
Setelahmenggantung kedua bendatersebut, Dini
menataptubuhnya, dia selalu mengagumi ukuran
dadanyayang besar itu. Di luar kamarmandi, sesosok
tubuhmisterius mengendap-endapbersembunyi di balik
pohonyang berseberangan dengan pintu kamar mandi.
Sambilmenerka arah angin,dinikmatinya pemandanganindah
di dalam kamar manditersebut. Dini perlahanmembuka bikini
atasnya, menggantungnya, lalumemperhatikan lagi
buahdadanya yang kini tidakditutupi apa-apa. Puting
pinkkecoklatan menambah indahbuah dada itu. Dijepitnya
kedua buah dadanya denganlengannya yangmengakibatkan
semakinterlihat montoknya buah dadatersebut. Kulit
putihnyamenambah kemolekan gundukan ranum
tersebut.Kemudian dilepasnya bikinibawahnya yang
menampilkanselangkangan yang ditutupirambut yang cukup
lebat. Diniperlahan membasuh tubuhnya. Mulai dari leher, ke
dadanya,cukup lama tangannyabermain di sana.
Dilanjutkanke perut dan selangkangannya,lalu ke pahanya.
Sosokmisterius tersebut mengendap-endap mendekatikamar
mandi dan membakarsegumpal dedaunan kering.Tidak ada
api besar, tidak adaasap, hanya bau aneh yangkeluar dari
gumpalan daun tersebut yang terbakarmenjadi sekam.
Sosoktersebut segera menjauh darikamar mandi
tersebut.Kembali ke balik pohonmenikmati tubuh indah Dini
yang sedang mandi.Selangkangannya terasameronta melihat
tubuh indahtersebut tidak ditutupi apa-apa. Terlebih saat
Dinimembungkuk membasuh kakinya yang
memperlihatkanpantat indahnya dan belahankemaluannya
dari belakang.Dini yang sedang membasuhtubuhnya
mencium bau anehtersebut. “Ah mungkin hanya bau hutan
saja,” pikirnya dankembali membasuh tubuhnyatanpa
memperdulikan bautersebut. Tak lama kemudian,tubuhnya
terasa lemas,kepalanya terasa berat. Tubuh indah tersebut
pun jatuhperlahan di kamar mandi. Dinimasih berusaha
bangun danmasih sempat melihat sosokhitam menghampiri
tubuhnya.Sosok hitam tersebut tertawa, memaksanya
meminum suatucairan, lalu membopong tubuhDini yang
telanjang di bahunyadan membawanya masuk kedalam hutan.
——————————————————– Perlahan, Pratiwi
membukamatanya, tubuhnya masihtidak bertenaga.
Dicobanyauntuk berbicara, tetapi hanyasuara uh uh saja yang
keluardari mulutnya. Dengan makin jernihnya pikirannya,
Pratiwicoba mengingat-ingatkejadian sebelum dia
tidaksadarkan diri. Matanya melihatdisekeliling langit-langit,
ahrupanya dia ada di sebuah rumah gubuk.
Disadarinyadirinya berbaring di sebuahdipan kayu.
Dilihatnyatubuhnya, astaga, ternyata diatelanjang. Tak ada
sehelaibenang pun menutupi tubuhnya. Pikirannya
teringatbahwa dia pingsan sebelumdia berpakaian kembali.
Siapapria misterius itu? Pikirannyaterus melayang. Dilihatnya
kesebelah kiri. Dini! Dilihatnya Dini tergeletak di
sampingtubuhnya. Ya, Dini. Tubuh Dinitelanjang juga,
terlentang danbuah dadanya tereksposdengan jelas.
Dinikelihatannya belum sadar. Pratiwi menutup matanyaerat-
erat. Ini tidak mungkinterjadi, aku hanya mimpi. Tapisaat
membuka matanya,pemandangan sama yangdihadapinya.
Pratiwi pun menangis, menunggu apa yangterjadi. Tak lama
kemudian,dilihatnya Dini mulai sadar.Dini yang melihat
Pratiwi punsama kagetnya. Menyadaridirinya telanjang dan
tidak berdaya, Dini hanya bisamengeluarkan suara uh uhsaja.
Sama seperti Pratiwi.Mereka hanya berpandangan.
——————————————————–Ray yang berjalan di hutan,
mencari-cari Pratiwi. Diaberjalan ke sana ke mari. Taklama
dia pun sudah merasalelah, tenaganya sudah habisuntuk
perjalanan ke pulau danmencari Pratiwi. Dia pun beristirahat
di bawah pohonbesar. Pikirannya kalut. Raymenggosok-
gosok kepalanyadan tiba-tiba BUK! Bagianbelakang
kepalanya terasasakit sekali. Dan dia merasakan ada cairan
keluarmenuruni lehernya. Darah, lalusemua gelap.
——————————————————–Menjelang malam,
gubuktersebut semakin gelap. Pratiwi dan Dini hanya
salingberpandangan. Tubuh merekamasih tanpa tenaga.
Matamereka semakin terbiasadengan kegelapan. Tak
lamaterlihat cahaya dari luar. Cahaya tersebut mendekatipintu
gubuk tersebut. Merekaberteriak minta tolong hanyadengan
uh uh uh saja. Saatpintu dibuka, mata merekaserasa
dibutakan oleh cahaya lampu petromak. Setelahterbiasa
dengan cahaya,mereka melihat orang yangmembawa lampu
petromaktersebut. Astaga, ternyata diaadalah bapak tua
tukang perahu yang mengantarkanmereka ke pulau
tersebut.Mereka pun berteriak memintatolong kepadanya.
Lalumereka menyadari bahwatubuh mereka telanjang. Pratiwi
dan Dini pun segeradiam. Mereka merasa malutubuh indah
mereka tereksposkepada tukang perahutersebut. “Sebentar
ya, neng,”kata pak tua tersebut. Lalu ia keluar dari gubuk
tersebut.Tak lama dia kembalimembawa 2 buah petromak.Dia
meletakkan satu petromakdi ujung atas dipan dan dua
dimasing-masing ujung lain dipan. Lalu pak tua
mendekatimereka. “Maaf ya, neng-neng.Bapak sudah tua,
bapak tidakbisa menahan hasrat bapakmelihat neng-neng
yang cantikini. Neng-neng mau kan bantu bapak?” Kedua
gadis ituberusaha menjerit, tapi hanyauh uh saja yang keluar
darimulut mereka. Tubuh merekatidak bisa digerakkan
samasekali. Pak tua pun mengambil tempat di antara kedua
gadisitu. Pak tua itu pun melihattubuh Pratiwi, mengamati
darirambut, turun ke matanya,bibirnya, leher.
Berhentisebentar di buah dadanya, melihat bulat dan
ranumnyadada Pratiwi yang berukuran34B itu, pak tua
menelanludah, lalu pandangannyadilanjutkan ke perut
Pratiwiyang rata dan berhenti lagi di selangkangan. Pak
tuamenggeser paha Pratiwisehingga tampaklah
kemaluanPratiwi. Pratiwi merasa malusekali tubuhnya
diperiksa olehpak tua tersebut. Puas mengamati kemaluan
Pratiwiyang berwarna pink itu, paktua mengelus paha
dalamPratiwi dengan tangan kirinya.“Halusnya, tubuh neng
palingbagus. Nanti bapak pasti bikin neng puas.” Pandangan
paktua berganti ke Dini. Sambilmasih terus mengelus
pahadalam Pratiwi, dia mengamatiDini. Wajah cantik
Dinidiperhatikan dengan benar- benar. Mata Dini yang
indahdan lehernya yang jenjangtidak lepas
daripengamatannya. Dini merasajijik dengan pandangan
paktua tersebut. Pandangan pak tua pun berlanjut ke dada
Diniyang berukuran 36B. Denganpenasaran diraihnya
buahdada kanan Dini dan dipijat-pijatnya dengan
lembut.Sambil terkadang dimainkan putingnya. Tangan
kirinyamasih terus mengelus pahadalam Pratiwi.
Terkadangkemaluan Pratiwi puntersentuh tangannya.
“Wahneng susunya besar sekali ya,” kata pak tua. Puas
bermaindengan buah dada Dini, paktua kembali
memperhatikantubuh Dini, perut,selangkangan. Pak
tuamenghentikan elusannya di paha Pratiwi dan
menggeserpaha Dini agar dia lebihleluasa melihat kemaluan
Dini.Pak tua pun mendekatkanwajahnya ke kemaluan Dinidan
menghirup baunya. “Wah wangi sekali neng,” kata paktua
seraya sambil tersenyum.Rupanya pak tua menggeserpaha
Dini cukup jauh sehinggavaginanya merekah
danmenunjukkan isinya yang berwarna merah muda. Paktua
mengelus paha dalamPratiwi dan Dini yangmenimbulkan
rangsangankepada kedua gadis itu.Terkadang disentuhnya
kemaluan mereka. Adaperasaan seperti aliran listriksetiap
kali tangan pak tuamenyentuh kemaluan mereka.“Neng-neng
gadis kotamemang putih-putih, mulus. Bapak benar-benar
beruntungkali ini.” Pak tua membukapakaiannya sehingga
sekarangdia telanjang bulat di depankedua gadis itu. Pak
tuamendekati Dini dan mengulum bibirnya. Sementara
tangannyabermain-main dengan buahdada Pratiwi dan Dini.
Pak tuatak puas, dia berpindahmengulum bibir
Pratiwi.Bergantian dikulumnya bibir Dini dan Pratiwi. Lalu
diaberpindah ke tubuh Pratiwi.Diremasnya buah dada
Pratiwidan dikulumnya puting susuPratiwi bergantian.
Kadangdijilatnya. Pratiwi dapat merasakan kemaluan pak
tuayang sudah tegak menggesekpahanya. Pratiwi pun
lamakelamaan mulai menikmatiapa yang dilakukan pak
tua.Jilatan dan kuluman pak tua di putingnya
meninggikannafsunya. Nafasnya mulai takteratur. Apalagi
remasan paktua yang beritme di buahdadanya semakin
membuatpikirannya gelap. Pak tua mulai menjilati buah
dadaPratiwi yang membuat Pratiwisemakin tinggi
nafsunya.Jilatannya kini diarahkan keperut Pratiwi yang
membuatPratiwi kegelian dan tidak kuat menahan
kenikmatanyang diterima tubuhnya.Jilatan demi jilatan
membuatmata Pratiwi gelap. Pak tuapun turun dan mulai
menjilatikemaluan Pratiwi. Bibir kemaluannya dibuka
denganmenggunakan jari oleh paktua dan mulailah dia
menjilativagina Pratiwi. Lidahnyadiputar-putar di
klitorisnya.Pratiwi merasa kemaluannya mulai basah
akibatrangsangan tersebut. Dan tiba-tiba Pratiwi merasa
tubuhnyamau meledak dan Pratiwimendapatkan orgasme.
Paktua seakan ingin Pratiwi menikmati orgasme
yangdiberikannya, kini dia bergantike Dini. Dini yang
merasatakut melihat apa yangdilakukan pak tua
kepadaPratiwi menutup matanya. Pak tua kembali mengulum
bibirDini, memainkan lidahnya didalam mulut Dini,
sambilmeremas-remas buah dadaDini yang besar. Dipilin-
pilinnya puting susu Dini sambil tangan satunyamengelus
perut Dini. Dini punmerasa seakan tubuhnyamenikmati apa
yang dilakukanpak tua. Tangan pak tua masihbermain
dengan putingnya dan mulut pak tua masihmengulum
bibirnya saatdisadarinya tangan pak tuayang satu lagi
bermain didaerah kewanitaannya.Diputar dan dipijatnya
klitoris Dini. Getaran demi getarannafsu mengalir ke kepala
Dini.Kenikmatan dari permainantangan pak tua di
putingnyadan di klitorisnya membuatDini tidak bisa berpikir
jernih lagi. Pak tua berhentisebentar, merasakankemaluan
Dini sudah basah,dia pun turun dan mulaimenjilati kemaluan
Dini,sambil sesekali menusuk- nusuk kemaluan Dini.
Diniyang sudah tidak kuat lagi,hampir mendapatkanorgasme.
Tiba-tiba pak tuamenempelkan bibirnya di bibirkemaluan Dini
dan menyedot kuat-kuat. Dini semakinmendekati orgasme.
Pak tuaterus menjilati klitoris Dini danmemainkan jarinya di
dalamvagina Dini. Tak lamakemudian pun Dini mendapatkan
orgasmenya.Pak tua berhenti sebentar.Duduk di ujung dipan
dengankemaluannya yang tegakberdiri. Dipuaskan
dirinyamelihat 2 orang gadis cantik yang sedang bergetar
karenaorgasme. “Wah neng, barangbapak masih kurang
keras.Neng-neng bantu kerasin ya?”Kata pak tua
serayamendekati wajah Pratiwi dan Dini. Diambilnya
tanganPratiwi dan Dini dandigosokkan tangan mereka diatas
kemaluannya. Pak tua punmelenguh menahankenikmatan
gosokan tangan Pratiwi dan Dini. Pak tua punmendekatkan
kemaluannya kewajah Dini, membuka mulutDini dan
memasukkankemaluan ke mulut Dini. Dinimerasakan
kemaluan pak tua yang berlendir menggesekbagian dalam
mulutnya. Diniyang tidak bisa apa-apa hanyabisa pasrah.
Setelah puasmenggesekkan kemaluannyadi dalam mulut Dini,
pak tua mencabut kemaluannya danmembuka mulut Pratiwi
danmemasukkan kemaluannya kedalam mulut
Pratiwi.Digesekkan kemaluannya dilidah Pratiwi. Kadang pak
tua terlalu dalam memasukkansehingga Pratiwi hampir
sajamuntah. Pratiwi pun jugahanya bisa pasrah.
Baginyakemaluan pak tuamengeluarkan bau aneh,
menjijikkan bagi Pratiwi.Setelah puas, pak tuamencabut
kemaluannya darimulut Pratiwi dan beralih. Diamenduduki
Dini danmeletakkan kemaluannya yang sudah keras dan tegak
diantara buah dada Dini. Buahdada Dini ditekannya
sehinggasekarang buah dada Dini yangbesar menjepit
kemaluannya.Digesekkannya buah dada Dini di kemaluannya,
kadangkemaluannya yang digesekkanke buah dada Dini. Dini
merasasusah bernapas karenadiduduki. Tak lama
kemudian,pak tua semakin mempercepat goyangannya dan
crttt,kemaluan pak tuamemuntahkan isinya.Sebagian terkena
wajah Dini,sebagian berceceran di dadaDini. Pak tua,
mengarahkan kemaluannya ke Pratiwi dancrttt crttt kemaluan
pak tuamemuntahkan sisa isinya ketubuh Pratiwi. Dini dan
Pratiwipun merasa jijik dengan cairanpak tua yang berada di
atas tubuh mereka. Pak tuakemudian keluar dari gubukdan
tak lama kembali danmenutup pintu gubuk tersebut.“Tenang
aja neng. Obat yangbapak kasih baru habis pengaruhnya
sekitar 5 jamlagi. Kita masih bisa bermainselama itu.” Pak
tua kembalimendekatkan wajahnya kevagina Pratiwi dan
mulaimenjilati di sana. Kali ini dia menghisap
jarinya,membasahi dengan ludah danmulai menusuk-nusuk
vaginaPratiwi. Pratiwi yang merasakegelian, merasa
gairahnyakembali bangkit meskipun bercampur dengan
rasajijiknya. Lalu pak tua menjilativagina Dini sambil
terusmemainkan jarinya di vaginaPratiwi. Dini pun kembali
naikgairahnya. Lama juga pak tua berganti-ganti menjilati
danmemainkan jarinya dikemaluan Pratiwi dan
Dini.Kemaluan kedua gadis itusudah basah sekali. Pak
tuaberhenti dan memperlihatkan kemaluannya yg sudah
tegakberdiri lagi. “Yang mana yayang akan bapak
masukkanduluan?” “Yang neng ini masihrapat, bapak suka
sekali”seraya mengusap kemaluan Pratiwi. “Kalau neng yang
inilebat sekali rambutnya, bikinbapak makin nafsu”
serayamengusap rambut kemaluanDini. “Kalau gitu, bapak
ganti-gantian saja, bapak cobain 2-2nya sekaligus,” kata
paktua. Diangkatnya Dini dandiletakkan di atas
Pratiwi.Dibukanya kaki kedua gadisitu sehingga kini
vaginaPratiwi dan Dini bertumpuk dan terbuka lebar. Lelehan
airliur pak tua bercampur dengancairan kenikmatan
keduagadis itu menetes dari pinggirvagina mereka. Di
bawahpantat Pratiwi, pak tua menyelipkan sesuatu agarposisi
vagina Pratiwi dan Dinilebih terangkat ke atas
danmemudahkan pak tuamemasukinya. Pak tua
punmengambil posisi di depan vagina Pratiwi. Pratiwi
danDini meskipun terangsang,tapi mereka masih
menyadariapa yang pak tua ini hendaklakukan. Mereka hanya
bisaberteriak uh-uh-uh. Pak tua menyeringai puas
danmemegang kemaluannya,meludahinya agar licin dansiap
memasuki vagina Pratiwi.Tiba-tiba BRAKK! Tiba-tibamuncul
sesosok tubuh di depan pintu gubuk yang
langsungmenyerang pak tua denganbatangan kayu besar. Pak
tuayang tidak siap langsung robohterkena pukulan
batangankayu besar di kepalanya. Sosok itu pun tidak
mengenalkasihan, kakinya langsungmenginjak kemaluan pak
tuayang sedang tegak-tegaknyadan terdengar suara KRAK!
Dilanjutkan dengan teriakan pak tua
memegangselangkangannya sambilmengeluarkan busa
darimulutnya. Ternyata sosoktubuh itu adalah Ray.
“Dasarorang tua bangsat, ga tau malu!” Lalu diludahinya
paktua yang sudah tak sadarkandiri di lantai gubuk itu.
Laludialihkannya pandangannya kedipan. Kaget dilihatnya
keduagadis temannya berada dalam posisi memamerkan
kemaluanmereka. Sesaat Ray merasanafsu muncul dari
dalamdirinya. Bagaimanapun yangada di hadapannya adalah
2orang gadis cantik yang tidak mengenakan pakaian
danmemamerkan bagiankewanitaannya. Pikiran
itudibuangnya dan dia membantumemindahkan tubuh Dini
dariatas Pratiwi. Dia pun keluar, mencari sesuatu
untukmenutupi tubuh kedua gadisitu. Tak lama di
bagianbelakang gubuk, Raymenemukan 2 buah kainsarung
yang sudah lusuh dan tali rafia. Diambilnya danditutupinya
tubuh telanjangkedua gadis itu. Dia punmengikat tubuh pak
tua dipohon di dekat gubuk tanpasehelai benang pun.
Kekesalannya pada pak tuamasih berkobar, saat pak
tuasedikit sadar, tanpa ragu-raguRay memberi bogem
mentahdi rusuk pak tua. Mulut pak tuapun kembali berbusa
dan tak sadarkan diri lagi.——————————————————–
Saat pengaruh obat itu sudahhilang, kedua gadis
itumerasakan tenaga merekapulih. Mereka bisa
menggerakkan tubuh merekalagi. Dengan tubuh
hanyadibungkus sarung lusuh,mereka tertatih-tatih keluardari
gubuk dan menemukanRay dan pak tua yang terikat di pohon.
Pak tua sudah sadardan masih sulit berbicara.Maklum Ray
sempatmenghabiskan waktumenunggu kedua gadis itubelum
pulih dengan membogemi pak tua. “Kalianlebih baik
membersihkantubuh dulu, di sana ada sungaikecil, airnya
lumayan bersih.Biar gue yg di sini menjagapak tua ini,” kata
Ray sambil menunjuk ke arah timur.Sebelum kedua gadis itu
pergike sungai, mereka sempatmeludahi dulu wajah pak
tua.Kedua gadis itu membersihkandiri di sungai. Pratiwi
berkata, “Untung ada si Ray datang disaat yang tepat. Kalau
nggakbisa bahaya, kehormatan kitabisa diambil sama pak
tuabangsat itu.” “Iya, meskipunkita udah ga perawan lagi,”
kata Dini sambil tertawa.Perlahan dia
memegangkemaluannya, terbayangkejadian semalam. Pratiwi
danDini pun menggosok tubuhmasing-masing. Membersihkan
sisa-sisa pak tua di tubuhmereka. Terkadang Pratiwidengan
iseng memilin putingDini dan Dini membalasnyadengan
meremas buah dadaPratiwi. Andaikan Ray bisa melihat kedua
gadis ini mandi,pastilah nafsunya meningkatseketika. 2 tubuh
putih ranumyang indah. Masing-masingdengan buah dada
bulat danlekukan tubuh yang sempurna. Selesai mandi,
merekakembali membungkus tubuhmereka dengan sarung
lusuhyang sudah tipis itu.Bersamaan dengan
sampainyamereka di gubuk tersebut, matahari pun sudah
mulaiterbit, sehingga Ray yangberada di depan mereka
dapatmelihat siluet tubuh indahkedua temannya yang
ditutupisarung. Pak tua yang sudah sadar, tertawa meringis
ketikamelihat kedua gadis yanghendak
diperkosanyasemalam. Amarah kedua gadisini langsung naik
ke ubun-ubun dan Dini tanpa permisi langsung
memberikanuppercut di dagu pak tua,disambung dengan
Pratiwiyang menghajar hidung paktua hingga patah.
Pukulanbertubi-tubi dihujamkan kepada tubuh ringkih pak
tuaoleh kedua gadis itu. Setelahpuas, mereka mengajak
Raykembali ke cottage tanpamelepaskan pak tua dariikatan di
pohon. “Sebentar, gue masih kesel sama orangtua ga tau diri
ini,” kataPratiwi yang langsungmenghampiri pak tua
danmenendang kemaluan pak tua.Mungkin karena luka
semalam belum sembuh benar, pak tuakembali pingsan dan
mulutnyamengeluarkan busa lagi. Raylangsung menghampiri
danmemeriksa pak tua. “Belummati, untung saja,” bisiknya
lega. Di cottage, Pratiwi danDini langsung menggantisarung
lusuh itu denganpakaian mereka. Kali iniPratiwi memakai
baju baliyang cukup longgar dan hotpants, sedangkan
Dinimemakai baju kaos ketatberwarna kuning danhotpants.
Buah dadanyasemakin terlihat besar danputingnya tercetak di
kaos tersebut, karena dia memakaibra yang tipis.
“Bagaimanakita pulang, Ray? Tukangperahu sudah tidak ada
lagi,sedangkan perbekalan kitahanya cukup untuk seminggu,”
kata Dini. “Tenang, setiap 4hari sekali ada orang yangdatang
ke pulau ini untukmembersihkan cottage ini.Kita bisa
mintapertolongannya nanti. Kalau tidak salah, orang itu
akandatang 2 hari lagi. Lebih baikkalian makan dahulu,
daripadakalian sakit.” Kedua gadis itumenurut, Pratiwi
beranjak darimeja dan mengambil bekal makanan mereka.
“Ini Ray,”kata Pratiwi serayamemberikan makanan
sambilmenunduk. Ray dengan jelasbisa melihat buah dada
gadisitu terpampang jelas, karena baju bali yang
longgar.Kemaluan Ray langsungmengeras. Apalagi
denganposisi menunduk, buah dadaPratiwi menggantung
danterlihat lebih besar. Dilihatnya Dini sedang
menikmatimakanan, puting susunya yangtercetak di
kaosnyamenambah keras kemaluanRay. Sorenya, saat kedua
gadisitu berjalan-jalan di luar cottage, Ray
melamun.Lamunannya melayang-layangdan akhirnya dia
mengingattubuh kedua gadis itu. Posisitubuh mereka saat
diamenemukan mereka di gubuk itu, siluet tubuh mereka
yangterbungkus sarung, buah dadaPratiwi dan puting susu
Diniyang tercetak jelas. Kelamaankemaluan Ray makin
keras.“Daripada pusing, lebih baik gue salurin aja,” kata
Raymenuju kamar mandi.Dilihatnya sekeliling, tidaktampak
kedua gadis itu.Perlahan diturunkan celananyadan Ray mulai
memuaskan diri sendiri sambil membayangkankedua gadis
itu. “Nah ya, lagiapa lo!” Tiba-tiba terdengarkedua gadis itu
berteriak. Rayyang masih memegangkemaluannya yang tegak
kaget dan salah tingkah. “SiniRay, daripada elo
sendirian,mending kita bantu. Sebagaitanda terima kasih kita
juga,”kata Dini sambil langsungmemegang kemaluan Ray dan
memasukkan ke mulutnya.Pratiwi menarik tangan Raydan
meletakkannya di buahdadanya sambil menciumbibirnya. Ray
langsungmenikmati hal tersebut. Dikulumnya bibir Pratiwi
dandimainkan lidahnya di dalammulut Pratiwi. Tangannya
terusbergerilya di dada Pratiwi. Dinilangsung mengulum
kemaluanRay.

2 komentar: