Kamis, 07 November 2013

Cerita Dewasa Nikmatnya Diperkosa Kuli Bangunan

Namaku Nia, saat itu usiaku 18 tahun dan aku baru saja lulus dari SMU. Aku memang
belum pernah menceritakan detail diriku. Nama lengkapku
Lavenia, ya aku memang lahir dari darah campuran, papi-
ku orang Indonesia dan mami-ku dari swedia. Aku lahir di
Swedia, ketika ayahku bekerja sebagai duta Indonesia
disana. Aku bisa dibilang memilki wajah indo, paling jelas
terlihat di hidungku yang mancung, bibir tipis menghiasi
mulutku dan tulang pipiku yang dibilang paling menarik
oleh teman-temanku serta rambut yang panjang lurus
sepunggung. Selain rajin merawat wajah, aku juga selalu
merawat tubuhku, aku suka sekali fitness di gym, atau
sekedar jogging pagi-pagi setiap hari minggu. Hal itu
membuat tubuhku langsing dan terawat, selain tentunya
aku juga diet.
Aku memutuskan untuk melanjutkan studi-ku ke Australia,
Namun tahun pelajaran di Australia belum dimulai, aku
terpaksa menunggu sekitar 2 bulan sebelum aku berangkat
kesana. Jadilah aku menganggur di rumah sambil
menunggu saat itu tiba.
Saat ini Di rumahku sedang ada renovasi, Papi ingin
membuat dua buah kamar lagi di lantai atas yang
diperuntukkan sebagai kamar tamu, letaknya bersebelahan
dengan kamarku. Oh iya, aku adalah anak tunggal, saat itu
papi-ku sedang berdinas keluar negeri, yaitu ke swedia,
dan mami ikut kesana untuk mengunjungi saudara-
saudaranya yang tinggal disana, sebenarnya aku ditawari
ikut, tapi aku menolak karena malas, entah kenapa aku
ingin sekali menikmati waktu-waktu ku di rumah sebelum
aku berangkat ke Australia. Di rumah aku tidak sendirian,
ada seorang pembantu wanita yang telah lama bekerja di
rumahku, mbak Siti, dan 5 orang kuli bangunan yang
bekerja merenovasi rumahku. Sebenarnya ada juga supir
dan tukang kebun yang juga bekerja di rumahku, namun
mereka berdua sedang pulang kampung.
5 orang kuli bangunan itu ramah terhadapku, aku pun
mengenal mereka dengan baik karena mereka sudah 3 hari
bekerja di rumahku. Si pemimpin namanya pak Hasan, pria
40 tahunan dengan badan besar dan agak gendut dan kulit
hitam serta kumis tebal di bawah hidungnya. Ada juga si
Asep pemuda 30 tahunan berbadan ceking, tiga lainnya
Udin, Jamal, dan Ronny yang berusia sekitar 20 tahunan.
Mereka semuanya ramah dan rajin sekali dalam bekerja,
namun aku tidak menyadari pikiran-pikiran kotor dibalik
keramahan mereka.
Pagi itu Mbak Siti meminta izin padaku untuk mengunjungi
keponakannya yang sakit keras di Cirebon, dan katanya ia
akan pulang selambatnya keesokan harinya. Sebenarnya
aku agak ragu memberikan izin itu padanya, namun
wajahnya yang memelas membuatku tak tega, akhirnya ia
pun berangkat pagi itu juga. tinggallah aku sendiri bersama
5 orang kui bangunan itu di rumah, tidak apalah pikirku aku
cukup berani di tinggal sendirian aku kan sudah bukan anak
kecil lagi.
Saat itu sekitar jam 9 pagi dan aku sedang bermain basket
di halaman belakang rumahku. setelah agak lelah aku
beristirahat di teras belakang rumahku. Kudengar pak
Hasan memanggilku.
“Non, non Nia…”
“Iya ada apa pak?” jawabku
“Ini non, kami mau istirahat sebentar sambil nonton-nonton
VCD di ruang keluarga boleh?”
“Oh iya ngga apa-apa pak…hidupin aja”
“Baik, terima kasih non” pak Hasan pun menghilang dari
pandanganku.
Aku pun segera naik ke kamarku untuk mandi kemudian
tidur siang. Sayup-sayup kudengar irama musik dangdut
mengalun dari ruang keluarga. Pasti dari CD yang diputar
pak Hasan dan yang lain pikirku, dasar orang-orang
kampung.
Jam 12-an siang aku terbangun. Entah kenapa perasaanku
agak gundah, setelah mencuci muka aku beranjak ke CD
playerku, aku ingin sekali mendengarkan artis favoritku
Norah Jones. Aku pun terlarut di kamarku terbuai oleh
lagu-lagu favoritku.
Entah kenapa aku teringat sesuatu, yaitu VCD hasil
rekaman handy cam-ku bersama sahabat-sahabatku ketika
aku mengerjai adik kelasku Sherry di sekolah tidak terdapat
dalam tumpukan koleksi CD-ku. Akupun terkejut, ini
memang kebodohanku sendiri yang suka menaruh barang-
barang penting seasalnya saja. Hatiku mulai gundah,
bagaimana kalau mami-ku atau papi-ku menemukannya.
Namun aku mulai berpikir mungkin mbak Siti yang suka
membereskan kamarku yang memindahkannya, aku akan
segera menelponnya, namun sebelum aku beranjak ke
pesawat telepon aku mendengar ketukan pada pintu
kamarku.
“Siapa ?” tanyaku.
“Pak Hasan non Nia” jawab suara dari balik pintu, aku pun
bergegas membukanya.
Pak Hasan dan teman-temannya berdiri di depan pintu
kamarku sambil menyeringaikan senyum. Aku pun
merasakan hal yang tidak beres terjadi, hatiku berdegup
kencang.
“Ada apa pak ?” tanyaku.
“He..he..enggak non, barusan kami liat film yang non
buat…” wajah pak Hasan menyeringai.
“Iya, yang ada tulisan ‘Sherry’nya di kotaknya itu loh non…”
Ronny menambahkan sambil tersenyum mengerikan.
“Iya, non disitu bagus banget loh mainnya…kita sampe…
sampe ngaceng Non he..he…” Pak Hasan menambahkan
lagi.
Sekejap jantungku berdegup kencang, ternyata VCD itu
mereka yang temukan. Habislah aku.
“Bapak dapat itu dari kamar saya kan ? kenapa bapak
masuk-masuk kamar saya tanpa izin ?!!” aku mulai marah.
“Tenang Non, non ngga mau kan sampe papa dan mama
non tau CD ini ?” Pak Hasan mengernyitkan dahinya.
“Jangan macam-macam ya pak, saya bisa lapor polisi !!”
aku mengancam.
“Kalo non lapor polisi, bukannya non yang malah rugi, gini
deh Non, non kasih aja maunya kita…” Pak Hasan berusaha
menyudutkan aku.
“Ok, bapak mau uang berapa, sebut saja, nanti saya ambil
dulu di ATM…”
“Bukan, bukan uang non…” Pak Hasan memotong
pembicaraanku.
“Tapi….” wajahnya kembali menyeringai lalu berbisik
padaku.
Akhirnya aku hanya bisa pasrah, mereka ingin sekali
menikmati tubuh remajaku yang belum pernah mereka
rasakan sebelumnya. Aku pun tidak bisa menghindar lagi,
aku rela mereka menikmati tubuhku ketimbang mereka
melaporkan ini pada mami dan papi, saat itu aku tidak bisa
berpikir panjang, kemauan mereka kuturuti.
Aku pun menelepon Sherry yang saat itu masih bersekolah
di kelas 2 sebagai perjanjian dengan 5 kuli mesum yang
juga ingin menikmati tubuh mulus Sherry. Aku terpaksa
berbohong padanya bahwa aku ingin mengajaknya pergi
shopping sorenya, makanya sepulang sekolah aku
menyuruhnya langsung ke rumahku.
Kini aku berbaring diatas tempat tidurku mengenakan kaos
tanpa lengan dengan celana pendek ketat. 5 kuli-kuli
mesum itu pun mulai melaksanakan aksi mereka. tak henti-
hentinya mereka mengagumi tubuhku sambil tangan-
tangan mereka merambah bagian-bagian sensitif dari
tubuhku.
“Non Nia emang punya body yang bagus he..he…berapa
umurnya non ?” tanya Asep.
“De…delapan belas…” jawabku.
Hatiku berdebar ketika tangan-tangan itu membelai paha
dan betisku dengan lembut. Perasaan takut dan jijik
bergejolak di hatiku menghadapi perkosaan 5 kuli kasar ini
yang sedang mengerubungi tubuhku.
“Memang beda ya sep, ABG gedongan sama perek
kampung…” Jamal berkata.
“ya iyalah, Bego lo mal, ini kan non Nia pasti beda lah
rasanya, jauh lebih terawat, ya kan non ?” Asep tersenyum
padaku.
Perlahan pak Hasan melucuti kaos tanpa lenganku,
sementara Asep dan Jamal masih sama membelai-belai
sambil menciumi paha putihku, mereka terbuai oleh
kemulusannya. Setelah melucuti kaos ku pak Hasan sentak
membuka BH putihku, membiarkan udara dingin AC
meyentuh kulit payudaraku yang berukuran 34B.
“he…he…Toketnya oke juga non, bapak udah pernah
ngerasain yang lebih gede dari ini, tapi ngga yang semulus
dan seindah punya non he…he…” Pak Hasan kulihat
terpesona dengan keindahan payudaraku. payudaraku
memang tidak besar tapi karena aku sering berolah raga
bentuknya kencang dan padat, dengan kulit putih yang
selalu kurawat dan puting kemerahan.
5 kuli mengerubutiku diatas tempat tidurku yang kecil,
membuatnya jadi sesak, sehingga aku sulit bernafas, aku
meronta-ronta tapi Udin meraih kedua tanganku ke atas
lalu mengikatnya dengan ikat pinggang yang ia pakai ke
ujung ranjang sehingga aku pun semakin memberontak.
“Cukup pak, cukup…atau saya teriak…”
“tenang non, tenang…ingat VCD itu non, kalo papa mama
non tau, bagaimana…” Pak Hasan berusaha menenangkan
aku.
Ah, alangkah cerobohnya aku, jika saja aku menyimpan
VCD itu di tempat yang aman ini semua tidak akan terjadi.
“Tenang ya non Nia, nikmati saja…” pak Hasan dengan
kasar meremas payudaraku sementara Jamal dan Asep
yang sudah bernafsu mulai menanggalkan celana
pendekku.
Aku masih saja memberontak ketika tangan pak Hasan
dengan kasar meremas payudara kananku sementara Udin
memilin puting payudara kiriku, kemudian mereka pun
bersamaan menjilati putingnya. Tidak sampai disitu mereka
meyapu seluruh permukaan payudaraku dengan jilatan-
jilatan erotis dan menghisap putingnya seolah ingin
menyusu dari puting payudaraku. Di tengah
pemberontakanku, tubuhku bergetar menghadapi
rangsangan-rangsangan itu.
Sementara Jamal dan Asep sudah menanggalkan celana
dalamku, aku dapat merasakannya dari udara dingin AC
yang menyentuh kemaluanku. Aku juga selalu merawat
kemaluanku, setiap aku mandi selalu kubersihkan dengan
sabun khusus agar tetap bersih dan harum. Ini kulakukan
agar pacar-ku saat itu, David, tidak mau berpaling dariku.
Tiba-tiba saja aktivitas mereka terhenti oleh bunyi bel dari
pagar rumahku. Pak Hasan mendekap mulutku agar aku
tidak berteriak. Ini pasti Sherry pikirku, kuharap ia tidak
sendirian, mebawa seorang teman atau lebih baik lagi kalau
ia membawa pacarnya Ivan. Pak Hasan memberi tanda
kepada Jamal dan Asep yang bergegas menuju pintu pagar.
Pintu pagar ke kamarku memang jauh, rumahku bisa
dibilang luas halaman depan diisi garasi 4 mobil dan
sebuah taman besar sementara halaman belakang diisi
lapangan basket kecil dan kolam renang. Jarak rumahku
dan rumah tetangga juga bisa dibilang cukup jauh, karena
besarnya halaman rumah yang kumiliki, sekencang apapun
ku berteriak, kecil kemungkinannya didengar oleh tetangga-
tetanggaku.
Tiba-tiba saja suasana kamarku sepi, kulihat wajah Udin,
Ronny dan pak Hasan yang resah menunggu Asep dan
Jamal. Aku memanfaatkan momen ini untuk mengambil
nafas sejenak. Tak berapa lama pintu kamarku terbuka,
kulihat Sherry masuk masih berseragam SMA ditemani
Jamal dan Asep. Ia nampak Shock melihat aku yang
telanjang bulat sedang dikerubuti 3 orang berwajah kasar
diatas tempat tidur.
“Tenang non Sherry…tenang…” pak Hasan menghampirinya
lau membisikkan sesuatu ke Sherry, sepertinya ia
memberitahukan perjanjian yang kubuat dengan mereka.
“Tapi ni…gue…” wajah Sherry memelas menatapku.
“Maafin gue Sher, ini salah gue…maaf…” air mata menetes
dari mataku seketika hatiku terasa ditikam pisau ketika aku
tahu aku mengkhianati sahabatku sendiri.
“Nggaa !!! Tolooongg !!” Sherry berteriak kencang sambil
berusaha melarikan diri, namun dengan sigap Asep dan
Jamal meraih tangannya.
Sherry meronta-ronta sambil menangis, Jamal
mendekapnya berusaha menenangkannya.
“Sher, udah…ngga usah ngelawan !!! biar ini cepat
selesai…” aku berusaha menenangkan Sherry diantara isak
tangisku.
“Lo sahabat gue kan ? Sher, gue mohon, maafin gue,
tolongin gue Sher…” Sherry menatapku dengan tatapan
mengiba namun juga diselingi kemarahan kulihat air mata
mengucur deras di pipinya.
Sherry meronta lagi tapi tidak sekuat sebelumnya, Jamal
menghempaskan tubuh Sherry ke Sofa tak jauh dari tempat
tidurku. Jamal, Asep dan pak Hasan berusaha
menenangkannya.
“Nah sekarang lanjut lagi…” kata pak Hasan, ia berpindah
dari sofa menuju tempat tidurku, ia bertukar tempat dengan
Udin yang menuju ke sofa.
“Non Nia, tadi sampai dimana…”pak Hasan tersenyum
mengerikan menghadap wajahku.
Kata-kata kotor keluar dari mulutku sambil kudengar Sherry
meronta-ronta dan berteriak-teriak minta tolong. Pak
Hasan mengambil posisi di hadapan vaginaku, sementara
Ronny kembali menyergap rakus puting payudaraku. Pak
Hasan meraih kedua pahaku dibukanya lebar-lebar,
sehingga membuat posisiku mengangkang.
“Non, bapak cobain ya…” pak Hasan mulai memainkan
jarinya di permukaan vaginaku, ia membuka bibir vaginaku
sambil tangan satunya menjelajahi pahaku hingga
pangkalnya. Ia mengorek-ngorek vaginaku dengan jarinya
sambil memainkannya.
Aku mendesah dan meronta, sementara Ronny dengan liar
menyapu permukaan payudaraku dengan lidahnya,
kemudian menyusuri perut sekitar pusarku, naik lagi ke
payudara, kemudian beralih keketiakku, leher sampai
akhirnya berakhir di bibirku. Ronny memaksaku membuka
mulut, tanpa kusadar kulayani permainan lidahnya di
bibirku.
Keringat mulai membasahi tubuh telanjangku, meski
ruangan kamar ini ber-AC. Eksplorasi lidah dan jemari
Ronny pada tubuh bagian atasku, serta permainan jari pak
Hasan pada vaginaku dan sentuhan-sentuhannya pada
paha, pinggul, serta pantatku membuat birahiku berdesir.
Rontaanku pun melemah ketika lidah pak Hasan mulai
membasuh bibir vaginaku yang yang bersih dan ditumbuhi
bulu halus yang jarang.
Aku melirik ke Sherry, kulihat tubuhnya melemah ketika tiga
orang kuli itu menikmati bagian-bagin tubuhnya. Rok SMU-
nya tersingkap sementara Jamal ada disana menikmati
kemulusan dan putihnya paha Sherry yang berkulit lebih
putih dari aku, ia juga keturunan indo, hanya saja papa
Sherry orang Amerika, tubuhnya langsing mulus tanpa cela,
wajahnya imut-imut meskipun ia duduk di kelas 2 SMU
orang masih mengira ia anak SMP. Rambut Sherry panjang
sebahu dengan warna agak kemerahan.
Kulihat payudara Sherry tidak lepas dari permainan 3 kuli
itu. BH-nya sudah terletak di lantai, tersisa seragam SMU
yang telah terbuka kancingnya serta tangan-tangan Udin
dan Asep yang meremas kedua bongkahan payudara Sherry
yang montok dengan puting merah muda itu. Payudara
Sherry memang lebih besar dari milikku dengan bentuknya
yang kencang dan menggoda, dan kurasa itulah hal yang
sangat menarik cowok-cowok di sekolahku untuk
membicarakannya.
Pak Hasan kulihat mulai menelanjangi dirinya, begitu juga
dengan Ronny. Aku melihat penis Ronny yang menegang itu
mendekati wajahku.
“Ayo non, isep non…” Ronny memerintahkanku mengoral
penisnya.
Perintah Ronny tidak kukabulkan, ia masih saja memaksa
penisnya dengan menempelkannya ke wajah dan bibirku,
aku meronta menoleh kekiri dan kanan untuk menolaknya.
Tiba-tiba saja kurasa tamparan mendarat di pipiku, kulihat
wajah Ronny yang berang mengerikan.
“Ayooo !!! isepp nooon !!!” wajah Ronny kulihat sangat
mengerikan dan satu tamparan mendarat lagi di pipiku, aku
tak punya pilihan, jantungku berdegup kencang, kubuka
mulutku.
Ronny memaksa penisnya memasuki mulutku, sampai
membuatku tersedak dan ingin muntah menghirup aroma
penisnya. Perutku mual, namun tidak lama kemudian Ronny
mulai memompa penisnya di bibirku. Aku tidak dapat
melihat pak Hasan dengan jelas, karena tertutup Ronny
namun kurasakan pada vaginaku ia sedang menggesek-
gesekkan penisnya disana. Aku tidak dapat melihat sebesar
apa miliknya, namun perkiraanku miliknya jauh lebih besar
dari milik pacarku saat itu David.
Lagi-lagi kulirik Sherry, kulihat ia dalam posisi duduk di
sofa, kedua tanganya direntangkan sambil dipegangi Udin
dan Asep, sementara Jamal memposisikan wajahnya
dihadapan kemaluan Sherry yang sudah tanpa celana
dalam sambil tangannya memaksa Sherry mengangkang.
Kulihat vagina Sherry yang bersih tanpa bulu-bulu itu
sedang dibasuh oleh jilatan-jilatan dari lidah Jamal, kulihat
bibir vaginanya memerah dan mengkilat karena air liur
Jamal. Kulihat pinggul Sherry bergerak kesana kemari,
wajahnya terlihat ketakutan sambil menggumam tak jelas.
Ronny menghentikan pompaannya, ia mencabut penisnya
dari mulutku, aku sedikit bisa bernafas sambil terbatuk-
batuk. Ronny lalu membuka simpul ikat pinggang yang
diikatkan ke tempat tidurku, namun kedua tanganku masih
terikat, aku tidak tahu apa rencana mereka selanjutnya.
Tiba-tiba pak Hasan mendekap tubuhku dan
mengangkatnya, ia memindahkanku ke kamar mandi yang
juga terletak di kamarku ini. Ia meletakkan tubuhku diatas
Bath tub-ku yang memang luas ukurannya dengan posisi
terlentang. Ronny kembali mengikat tanganku kehandle
yang terletak disana.
Tiba-tiba pak Hasan menyalakan Shower yang terletak
diatas bath tub-ku. Siraman air dari shower itu membasuh
tubuhku dan membuatku kedinginan. Tak berapa lama
seluruh bagian tubuhku basah kuyup, kulihat pak Hasan
berdiri tegak diatasku dengan penisnya yang mengacung
keras, akhirnya aku dapat melihat bentuknya dengan jelas,
memang ukurannya besar sekali, jauh lebih besar dari milik
pacarku ataupun milik Andre, penjaga sekolahku yang juga
punya penis besar.
“Non, sekarang bapak mau rasain memek non ya…”
“Jangan pak…ampun….” aku memohon ampun pada pak
Hasan, namun ia kelihatan tidak memperdulikannya.
Ia meraih kedua kakiku dengan tangannya kemudian
merentangkan kedua kakiku hingga pahaku menyentuh
dadaku. Sebentar ia melihat ke arah vaginaku, aku hanya
bisa memberontak pelan, tubuhku lemas akibat dinginnya
air yang membasuh tubuhku.
Pak Hasan akhirnya membimbing penisnya menuju
vaginaku. Meski aku melakukan perlawanan ia tetap
berusha menembus bibir vaginaku dengan penis besarnya.
“Ooougghh…Rapet banget sih memeknya non, susah nih
masuknya…” gerutu pak Hasan.
“Ampuun pak…jangan perkosa saya…” aku hanya bisa
memohon.
“Dipaksa aja pak” Ronny yang menonton memberi saran
pada pak Hasan
Tiba-tiba pak Hasan menyentakkan pinggulnya berusaha
menembus lobang sempit itu, aku merasakan sensasi
nikmat luar biasa sambil merasa kesakitan yang sangat,
aku pun berteriak kecil.
Dengan beberapa hentakan lagi pak Hasan berhasil
membenamkan penisnya di lubang vaginaku. Aku
merasakan kenikmatan dicampur rasa jijiik harus
menghadapi lelaki bejat ini.
Perlahan pak Hasan memompa penisnya di lubang
vaginaku, aku merasa denyutan penisnya memijit dinding-
dinding vaginaku yang menjepit erat penisnya. Tanpa sadar
akupun mulai terbuai menikmati permainan ini, Mulutku
mulai mengeluarkan desahan-desahan yang semenjak tadi
kutahan. Sementara Rony dengan santai melihat
persetubuhanku dengan pak Hasan sambil merokok dan
duduk di kloset WC.
Pak Hasan mempercepat gerakannya, dengan gaharnya ia
menggenjot tubuhku yang lemah ini di bawah pancuran air
shower. Aku hanya bisa meringis kesakitan sambil
mendesah dan menggumam.
“eemmhh…ssst….aaah…pak…ssstt…aaah… ” desahan-
desahanku membangkitkan birahi pak Hasan untuk
menggenjot tubuhku lebih keras.
Posisiku menghadap ke pintu kamarku, sejenak kulihat
keadaan Sherry. Sherry sudah dipindahkan ke atas tempat
tidurku kulihat posisi tubuhnya menungging dengan
pantatnya terangkat keatas dan wajahnya tepat berada di
selangkangan Asep, posisi tubuhnya membelakangi aku,
pasti Sherry sedang dipaksa mengoral penis Asep pikirku.
Meskipun masih memakai seragam dengan seluruh
kancingnya terbuka, bagian bawah tubuhnya sudah
telanjang, Sherry hanya mengenakan kaos kaki panjang
hampir selututnya dan sepatu ketsnya. Kulihat bongkahan
pantat Sherry yang putih dan seksi itu sedang menerima
penyiksaan dari Jamal dan Udin. Mereka menamparkan
penggaris plastik panjang milikku ke permukaan kulit
pantat Sherry. Terkadang kulihat pinggul Sherry bergetar
menahan sakit ketika penggaris itu menampar pantatnya
yang menungging keatas. Kuihat juga bekas-bekas
tamparan penggaris itu berupa jalur-jalur merah
dipermukaan kulit pantat Sherry yang putih mulus itu.
Tiba-tiba saja aku tersentak, karena genjotan pak Hasan
makin kencang, dengan rakusnya ia menciumi wajahku
sambil tangannya dengan liar meremas payudaraku.
Tubuhku tergoncang-goncang dengan liar, sementara
sodokan pak Hasan kian kuat, sekitar 5 menit sudah
persetubuhan ini berlangsung, Aku mulai merasakan
getaran-getaran orgasme.
Benar saja, berselang beberapa detik, aku merasa seluruh
tubuhku bergetar, sensasi yang jarang kurasakan
sebelumnya, otot-ototku serasa mengembang meberi
kenikmatan luar biasa, aku meraih orgasmeku. Sementara
pak Hasan masih saja menggenjot lubang vaginaku.
“Aaaaghhh…bapak keluar ni non…”
“Jangan di dalam pak…jangan…” Aku buru-buru meminta.
Pak Hasan segera mencabut penisnya dan menumpahkan
spermanya diatas selangkanganku, sperma yang kental
sekali.
Tubuhku serasa hancur, lemas sekali, sementara air
pancuran itu masih saja membuatku menggigil. Sepertinya
aku tidak bisa bangkit dari tempat itu, ketika pak Hasan
keluar dari bath tub itu, sementara kulihat Ronny
menyeringai menuntut gilirannya. Tubuhku terasa lemas
sekali saat Ronny perlahan mengangkat tubuhku dari bath-
tub. Ia menggendongku menuju koset kemudian duduk
disitu. Pak Hasan beranjak keluar untuk melihat keadaan
Sherry.
Aku duduk dipangku oleh Ronny di kloset itu, saling
berhadapan lalu ia mengalungkan tanganku yang terikat ke
bahunya, kemudian meremas remas payudara dan
pantatku.
“waaah non Nia….tubuhnya mulus banget…” 2 tangan
Ronny menjelajah seluruh bagian tubuhku mulai dari pantat,
pinggul, pinggang, paha dan payudaraku yang kesemuanya
dalam keadaan basah.
“Wangi juga lagi non…waaah ngga tahan saya nih….” Ronny
menghirup wangi tubuhku.
“Sudah cukup pak…ampun…saya udah ngga kuat lagi…” aku
memohon pada Ronny karena tubuhku terasa lemas
semuanya, namun Ronny hanya menanggapi dengan
senyuman mengejek.
“Enak aja non, pak Hasan kan udah…sekarang giliran
saya…”
Sesaat kurasa sebuah benda hangat bergesekan dengan
vaginaku, aku langsung mengetahui bahwa Ronny siap
menyetubuhiku. Perlahan benda itu terasa makin membesar
saja, Ronny mengangkat tubuhku sedikit, kemudian
tangannya menuntun penisnya menembus lubang vaginaku
yang memang sudah basah. Ia tidak menemukan kesulitan
menembus lubang vaginaku, idak seperti pak Hasan tadi.
Sensasi baru menjalari tubuku, ketika dinding vaginaku
menjepit erat benda hangat berdenyut-denyut itu.
Beberapa detik Ronny membiarkanku menarik nafas, kulihat
wajahnya tersenyum keenakan. Ia menciumi bibirku dengan
rakus, kemudian memainkan tangannya pada bongkahan
pantatku dengan meremasnya lalu turun menelusuri kulit
mulus pahaku yang masih basah. Ronny sedikit mendorong
tubuhku ke belakang untuk menikmati kenyalnya
payudaraku denagn bibirnya lalu menghisapi puting
kemerahan itu.
Ronny mulai menggoyang pinggulnya perlahan, penisnya
terasa bergerak-gerak di dalam vaginaku. Menghadapi
“serangan-serangan” Ronny ini aku mulai panas, rasanya
berbeda dengan pak Hasan yang memperlakukanku dengan
kasar. Tanpa kusadai kulayani permainan lidahnya di
bibirku dengan lidahku. Aku juga mulai menikmati
genjotan-genjotan Ronny yang memompa penisnya di
vaginaku.
Panas mulai merasuki tubuhku, keringat ku bercampur
dengan air yang masih membasahi tubuhku sejak tadi.
Ronny mempercepat persetubuhan ini, genjotannya
terkadang perlahan terkadang cepat. Membuat aku semakin
kepayahan. Kurasa hampir 5 menit peretubuhan ini
berlangsung namun tidak kulihat adanya tanda-tanda
orgasme dari Ronny, sementara aku akhirnya memperoleh
orgasme pertamaku. Kudengar samar-samar di luar kamar
mandi Sherry mengerang dan mendesah, kurasa ia juga
sedang menghadapi hal yang sama denganku.
Tiba-tiba saja kulihat Jamal masuk ke kamar mandi, ia
cukup iri melihat Ronny yang sendirian saja menikmati
tubuh ABG muda ini.
“Oi Ron, curang lo sendirian aja, bagi-bagi donk…” Jamal
meminta bergabung dengan Ronny sambil melepas
celananya.
“Ayo mal, hajar aja ni cewe, belakangnya masih kosong
tuh” Ronny memperbolehkan Jamal bergabung.
Aku hanya tertunduk lemas ketika Jamal mendorong sedikit
punggungku, dan dari belakang ia mencoba memasukkan
penisnya ke lubang anusku. Aku tidak dapat melihat
dirinya, yang kurasa hanya nyeri di sekitar lubang pantatku
ketika Jamal dengan paksa memasukkan penisnya kesana.
dengan bantuan tangannya ia merah pinggulku untuk
memudahkannya memasukkan penisnya.
Kurasakan nyeri yang luar biasa ketika penis itu perlahan
menembus lubang pantatku, aku berteriak, namun Jamal
tidak menghentikan aksinya, sementara Ronny beristirahat
dari genjotannya untuk mengumpulkan energi lagi.
“******, Ron sempit banget ni lubang pantat, seret aahh…”
Jamal menekan kembali penisnya.
“Aaaakh…Sudah pak cukup, jangan disitu, AAAkkkhhh…”
aku berteriak berkali-kali menahan perih yang mendera
kedua lubang itu. Beberapa saat kemudian Jamal berhasil
membenamkan penisnya di lubang pantatku. Setelah
menarik nafas sejenak, Jamal dan Ronny mulai menggenjot
tubuhku. Awalnya dengan irama pelan, mereka bergantian
menggenjot vagina dan lubang pantatku.
“Mmmhhggg…Aaaghhh…Ron lo mesti cobain ni lubang
pantat, seret banget…aaaghhh..” racau Jamal kepada
Ronny.
“Aaghh…Memeknya juga nikmat mal, basah, masih sempit
lagi..” balas Ronny.
Sial pikirku, aku berada diantara tubuh 2 kuli kasar yang
sedang menyetubuh tubuh mudaku yang kurawat selama
ini. Namun perlahan aku merasakan sensasi baru
disetubuhi 2 orang di saat yang bersamaan. Meskipun perih
kurasakan, namun kenikmatannya setimpal dengan
penderitaan yang kurasakan.
“mmhhh…aaahh…aaaahh…sshhtt…aaah…” desahku terucap
mewarnai pemandangan aneh ini.
Cukup lama juga mereka menyetubuhiku, lebih lama dari
pak Hasan tadi. Sampai akhirnya Jamal menahan
gerakannya kemudian mencabut penisnya dari lubang
pantatku lalu memuncratkan spermanya di atas bongkahan
pantatku, saat itu juga aku berorgasme sambil meliukkan
tubuhku. Tubuhku jatuh lemas di pangkuan Ronny yang
masih menggenjot vaginaku, Jamal sepertinya sedang
membersihkan sisa-sisa sperma pada penisnya di bath tub.
hanya berselang puluhan detik kemudian, kurasa tubuh
Ronny menegang ia memekik perlahan kemudian
menyemburkan spermanya di dalam vaginaku. aku baru
teringat ini bukan masa suburku, untung saja pikirku.
Aku dan Ronny duduk terdiam diatas closet sambil
mengumpulkan tenaga, kudengar desahan-desahan dan
erangan-erangan dari arah kamar, Sherry pasti juga sedang
disetubui pria-pria maniak itu. Tak lama kemudian Udin dan
Asep yang belum menikmati tubuhku menghampiri aku dan
Ronny di kamar mandi.
“Udah selesai Ron? gantian ya kita pake…” Udin memberi
tanda kepada Ronny
Ronny hanya menganggukkan kepala dan membiarkan aku
yang sudah lemah diangkat oleh Asep dan Udin menuju
kamarku. Di kamarku kulihat Sherry tergeletak di lantai
dengan posisi menungging, sementara pak Hasan dengan
liar menggenjot vagina Sherry dari belakang. Aku
diletakkan bersebelahan dengan Sherry dengan posisi
terlentang. Udin meraih pahaku kemudian
mengangkangkan kakiku. Setelah puas menikmati
payudaraku, Udin menyetubuhiku dalam posisi missionary.
Aku melihat Sherry tampak kepayahan disebelahku, aku
berpikir betapa senangnya lima kuli kasar ini bisa
meyetubuhi 2 remaja SMA yang kini tergeletak
bersampingan. Setelah Udin menyemburkan spermanya di
atas payudaraku, Asep gantian menyetubuhiku. Hal yang
sama juga terjadi pada Sherry, kita berdua dipakai
bergiliran oleh lima pria maniak itu.
Pemerkosaan ini berakhir malam hari sekitar jam 9, ketika
pintu pagar dibuka oleh mbak Siti yang pulang lebih cepat
dari dugaan, karena tidak mendapatkan tiket kereta ke
kampungnya. Namun 5 kuli itu sudah membuat perjanjian
dengan aku dan Sherry untuk merahasiakan perbuatan
biadab mereka dan VCD milikku mereka sita untuk berjaga-
jaga. Kini aku tidak tahu lagi kabar mereka, yang pasti aku
dan Sherry sudah melupakan kejadian mengerikan yang
terjadi waktu itu karena kecerobohanku dan aku tetap
bersahabat dengannya.

Rabu, 06 November 2013

Cerita Dewasa - PETUALANGAN DI PULAU

PETUALANGAN DI PULAU
Pratiwi tersenyum puas. Diaberdiri di tepi kolam yangcukup
jernih. Setelahmenikmati pemandangansekitar kolam tersebut,
diameletakkan botol air mineral di tepi kolam dan
perlahanmelepaskan pakaiannya.Dimulai dari kaus
ketatnyayang berwarna pink, laluperlahan diturunkannya
celanapendeknya. Kini dia hanya memakai bikininya
yangberwarna putih. Dengan hati-hati dilepaskan bikini
bagianatas yang langsungmenampilkan buah dadanyayang
ranum dan tegak berukuran 34B. Puting susunyayang
berwarna pinkbergoyang-goyang seiramagerakan buah
dadanya. Pratiwikemudian menunduk, buahdadanya terlihat
menggantung. Tertawa kecil,dilepaskan pula bikini
bagianbawahnya. Selangkangannyayang ditutupi rambut-
rambuthalus terlihat bersih. Tubuhtelanjang gadis 21 tahun
tersebut kini menikmatisemilir angin. Desir anginterasa
membelai lembut dadabulat sempurna, tanpa lupamembelai
pantat montoknyayang berisi. Setelah merapikan pakaiannya
di tepi kolam,Pratiwi menarik napaspanjang dan
memasukkankaki kirinya ke dalam kolam.Dilanjutkan dengan
kakikanannya. Kini ia duduk di tepi kolam. Diambilnya air
dengankedua tangannya dandipercikkan ke tubuhnya.Butiran
air terlihat menurunilehernya terus ke dadanyayang ranum
dan berlanjut menuju perutnya dan berhentidi rambut-rambut
halusselangkangannya. Setelahmemercikkan air
beberapasaat, Pratiwi pun turun kedalam kolam. Kolam
tersebut ternyata tidak dalam, hanyasebatas puting susunya
saja.Lalu ia menggosok tubuhnyadengan air kolam yang
jernih.Buah dadanya yang tertekanlengan saat membilas
terlihat semakin montok. Tanpa iasadari sepasang
matamemperhatikan kejadiantersebut. Orang misterius itupun
menelan ludah melihattubuh sempurna yang putih mulus
tersebut. Tak heran,karena Pratiwi sehari-harimemang
berprofesi sebagaimodel. Demikian asyiknyaPratiwi membilas
tubuhnyadengan air segar tersebut, dirinya tidak menyadari
bahwaorang misterius itu menukarbotol air mineralnya
denganbotol lain yang sama. Pratiwiterus menggosok
tubuhnya.Sesekali dia menyelam. Akhirnya dia menuju
kebagian yang agak dangkal dikolam itu. Dia duduk di
atasbatu di dalam kolam tersebut,menikmati kesegaran
airkolam tersebut di sekujur tubuhnya. Buah dadanya
yangmontok tersembul ke luarpermukaan kolam.
Pikirannyateringat kejadian beberapahari sebelumnya. 2
orangteman kampusnya mengajaknya menginap dicottage di
sebuah pulau. Pulautersebut memang tidakberpenghuni.
Hanya turis yangsesekali datang ke sana untuksnorkeling.
Begitu pula Pratiwi dan teman-temannya yangdatang ke sana
untuk hal yangsama. Sesampainya di dekatpulau, melihat laut
yang begitujernih, Pratiwi dan Dini,temannya, langsung
membuka pakaian mereka,menampilkan tubuh indahmereka
yang terbalut bikini,memasang mask dan fin danlangsung
melompat ke laut.Tinggal Ray, teman pria mereka, dan tukang
perahuyang terkejut melihatpemandangan indah
tersebut.Puas menikmati keindahanbawah laut, kedua gadis
itupun naik kembali ke perahu dan mengenakan
kembalipakaian mereka. Perjalananke pulau dilanjutkan
kembali.Dari tukang perahu, merekamengetahui bahwa
pulautersebut cukup luas dan memiliki hutan di tengah-
tengahnya. Setelah menaruhsemua barang-barang
danperbekalan di cottage, Pratiwisengaja memisahkan diri
dariteman-temannya dan berjalan ke dalam hutan di
pulautersebut hingga sampailah diadi kolam tersebut.
Rasalengket akibat berenang dilaut memaksa
Pratiwimembilas tubuhnya di kolam tersebut. Dengan badan
yangtidak lengket lagi, Pratiwi naikke tepi kolam dan duduk
disana sambil menunggutubuhnya kering. Tubuhtelanjang
yang indah tersebut kembali menjadi santapanmata orang
misterius tersebut.Dengan mata tak berkedip,dinikmatinya
buah dadaPratiwi yang bulat ranumtersebut, turun ke
perutnya yang rata, paha Pratiwi yangmulus pun tak luput
darisasaran mata orang misteriustersebut. Pratiwi
menikmatisemilir angin mengeringkantubuhnya, sambil
meminum air mineral dari botolnya. Taklama kemudian
Pratiwimerasakan hal yang anehditubuhnya. Seluruh
tubuhnyaterasa lemas. Pandangannyaterasa berat. Tak lama
kemudian tubuhnya tergeletaklunglai tak bertenaga. Diamasih
merasakan tubuhtelanjangnya dibopong dandiletakkan di
bahu seorangpria. Pratiwi berusaha memberontak, tapi
tenaganyaseakan hilang. Tangan nakalpria tersebut meraba-
rabapantatnya yang montok sambilmembopongnya ke
dalamhutan. Setelah itu Pratiwi tak sadarkan diri.
——————————————————–Di cottage, Ray dan Dini
masihmembereskan barang-barangdan perbekalan.
Setelahselesai membereskan barangnya, Ray pamit
untukmandi. “Dini, gue mandi duluya, badan gue lengket nih
kenaangin laut.” “Ya udah sana,gue juga masih belum
beresnih barang-barangnya. Biasa cewek barangnya
banyak,”sahut Dini. Ray pun bergegaske kamar mandi.
Mungkinkarena pulau tersebut tidakberpenghuni, kamar
mandinyapun lumayan terbuka. Hanya terdiri dari kayu
yangmengelilingi kamar mandi,dengan sebuah bak air
danWC. Atapnya terbuka dan tidakmemiliki pintu. Sambil
mandi,pikiran nakal terbersit di kepala Ray. “Wah, bisa
guepakai buat ngintip cewek-cewek nanti mandi nih.” Raypun
tersenyum nakal sambilmeneruskan mandinya. Selesaimandi,
Ray kembali ke cottage dan menemukan hanya Dini disana.
Pratiwi belum kembali.Lalu ditanyanya Dini. “Pratiwike mana
ya? Katanya tadihanya jalan-jalan sebentar dihutan, kenapa
dia belum balik ya?” “Jangan-jangan diatersesat di hutan,
Ray” kataDini dengan nada kuatir. “Yaudah, gue cari Pratiwi,
elomandi aja dulu. Nanti elotunggu gue di sini.” Kata Ray
bergegas mengambilperalatan dan masuk ke dalamhutan.
Dini pun menganggukdan mengambil pakaiangantinya. Rasa
lengket hasilberenang di laut tadi rupanya mengganggu
dirinya juga.Dengan bergegas Dini menujukamar mandi.
Sesampainya dikamar mandi, Dini punmelepaskan kaosnya
yanglangsung memperlihatkan dadanya yang berukuran
36Byang ditutupi bikini coklat. Rokmininya pun dilepas.
Setelahmenggantung kedua bendatersebut, Dini
menataptubuhnya, dia selalu mengagumi ukuran
dadanyayang besar itu. Di luar kamarmandi, sesosok
tubuhmisterius mengendap-endapbersembunyi di balik
pohonyang berseberangan dengan pintu kamar mandi.
Sambilmenerka arah angin,dinikmatinya pemandanganindah
di dalam kamar manditersebut. Dini perlahanmembuka bikini
atasnya, menggantungnya, lalumemperhatikan lagi
buahdadanya yang kini tidakditutupi apa-apa. Puting
pinkkecoklatan menambah indahbuah dada itu. Dijepitnya
kedua buah dadanya denganlengannya yangmengakibatkan
semakinterlihat montoknya buah dadatersebut. Kulit
putihnyamenambah kemolekan gundukan ranum
tersebut.Kemudian dilepasnya bikinibawahnya yang
menampilkanselangkangan yang ditutupirambut yang cukup
lebat. Diniperlahan membasuh tubuhnya. Mulai dari leher, ke
dadanya,cukup lama tangannyabermain di sana.
Dilanjutkanke perut dan selangkangannya,lalu ke pahanya.
Sosokmisterius tersebut mengendap-endap mendekatikamar
mandi dan membakarsegumpal dedaunan kering.Tidak ada
api besar, tidak adaasap, hanya bau aneh yangkeluar dari
gumpalan daun tersebut yang terbakarmenjadi sekam.
Sosoktersebut segera menjauh darikamar mandi
tersebut.Kembali ke balik pohonmenikmati tubuh indah Dini
yang sedang mandi.Selangkangannya terasameronta melihat
tubuh indahtersebut tidak ditutupi apa-apa. Terlebih saat
Dinimembungkuk membasuh kakinya yang
memperlihatkanpantat indahnya dan belahankemaluannya
dari belakang.Dini yang sedang membasuhtubuhnya
mencium bau anehtersebut. “Ah mungkin hanya bau hutan
saja,” pikirnya dankembali membasuh tubuhnyatanpa
memperdulikan bautersebut. Tak lama kemudian,tubuhnya
terasa lemas,kepalanya terasa berat. Tubuh indah tersebut
pun jatuhperlahan di kamar mandi. Dinimasih berusaha
bangun danmasih sempat melihat sosokhitam menghampiri
tubuhnya.Sosok hitam tersebut tertawa, memaksanya
meminum suatucairan, lalu membopong tubuhDini yang
telanjang di bahunyadan membawanya masuk kedalam hutan.
——————————————————– Perlahan, Pratiwi
membukamatanya, tubuhnya masihtidak bertenaga.
Dicobanyauntuk berbicara, tetapi hanyasuara uh uh saja yang
keluardari mulutnya. Dengan makin jernihnya pikirannya,
Pratiwicoba mengingat-ingatkejadian sebelum dia
tidaksadarkan diri. Matanya melihatdisekeliling langit-langit,
ahrupanya dia ada di sebuah rumah gubuk.
Disadarinyadirinya berbaring di sebuahdipan kayu.
Dilihatnyatubuhnya, astaga, ternyata diatelanjang. Tak ada
sehelaibenang pun menutupi tubuhnya. Pikirannya
teringatbahwa dia pingsan sebelumdia berpakaian kembali.
Siapapria misterius itu? Pikirannyaterus melayang. Dilihatnya
kesebelah kiri. Dini! Dilihatnya Dini tergeletak di
sampingtubuhnya. Ya, Dini. Tubuh Dinitelanjang juga,
terlentang danbuah dadanya tereksposdengan jelas.
Dinikelihatannya belum sadar. Pratiwi menutup matanyaerat-
erat. Ini tidak mungkinterjadi, aku hanya mimpi. Tapisaat
membuka matanya,pemandangan sama yangdihadapinya.
Pratiwi pun menangis, menunggu apa yangterjadi. Tak lama
kemudian,dilihatnya Dini mulai sadar.Dini yang melihat
Pratiwi punsama kagetnya. Menyadaridirinya telanjang dan
tidak berdaya, Dini hanya bisamengeluarkan suara uh uhsaja.
Sama seperti Pratiwi.Mereka hanya berpandangan.
——————————————————–Ray yang berjalan di hutan,
mencari-cari Pratiwi. Diaberjalan ke sana ke mari. Taklama
dia pun sudah merasalelah, tenaganya sudah habisuntuk
perjalanan ke pulau danmencari Pratiwi. Dia pun beristirahat
di bawah pohonbesar. Pikirannya kalut. Raymenggosok-
gosok kepalanyadan tiba-tiba BUK! Bagianbelakang
kepalanya terasasakit sekali. Dan dia merasakan ada cairan
keluarmenuruni lehernya. Darah, lalusemua gelap.
——————————————————–Menjelang malam,
gubuktersebut semakin gelap. Pratiwi dan Dini hanya
salingberpandangan. Tubuh merekamasih tanpa tenaga.
Matamereka semakin terbiasadengan kegelapan. Tak
lamaterlihat cahaya dari luar. Cahaya tersebut mendekatipintu
gubuk tersebut. Merekaberteriak minta tolong hanyadengan
uh uh uh saja. Saatpintu dibuka, mata merekaserasa
dibutakan oleh cahaya lampu petromak. Setelahterbiasa
dengan cahaya,mereka melihat orang yangmembawa lampu
petromaktersebut. Astaga, ternyata diaadalah bapak tua
tukang perahu yang mengantarkanmereka ke pulau
tersebut.Mereka pun berteriak memintatolong kepadanya.
Lalumereka menyadari bahwatubuh mereka telanjang. Pratiwi
dan Dini pun segeradiam. Mereka merasa malutubuh indah
mereka tereksposkepada tukang perahutersebut. “Sebentar
ya, neng,”kata pak tua tersebut. Lalu ia keluar dari gubuk
tersebut.Tak lama dia kembalimembawa 2 buah petromak.Dia
meletakkan satu petromakdi ujung atas dipan dan dua
dimasing-masing ujung lain dipan. Lalu pak tua
mendekatimereka. “Maaf ya, neng-neng.Bapak sudah tua,
bapak tidakbisa menahan hasrat bapakmelihat neng-neng
yang cantikini. Neng-neng mau kan bantu bapak?” Kedua
gadis ituberusaha menjerit, tapi hanyauh uh saja yang keluar
darimulut mereka. Tubuh merekatidak bisa digerakkan
samasekali. Pak tua pun mengambil tempat di antara kedua
gadisitu. Pak tua itu pun melihattubuh Pratiwi, mengamati
darirambut, turun ke matanya,bibirnya, leher.
Berhentisebentar di buah dadanya, melihat bulat dan
ranumnyadada Pratiwi yang berukuran34B itu, pak tua
menelanludah, lalu pandangannyadilanjutkan ke perut
Pratiwiyang rata dan berhenti lagi di selangkangan. Pak
tuamenggeser paha Pratiwisehingga tampaklah
kemaluanPratiwi. Pratiwi merasa malusekali tubuhnya
diperiksa olehpak tua tersebut. Puas mengamati kemaluan
Pratiwiyang berwarna pink itu, paktua mengelus paha
dalamPratiwi dengan tangan kirinya.“Halusnya, tubuh neng
palingbagus. Nanti bapak pasti bikin neng puas.” Pandangan
paktua berganti ke Dini. Sambilmasih terus mengelus
pahadalam Pratiwi, dia mengamatiDini. Wajah cantik
Dinidiperhatikan dengan benar- benar. Mata Dini yang
indahdan lehernya yang jenjangtidak lepas
daripengamatannya. Dini merasajijik dengan pandangan
paktua tersebut. Pandangan pak tua pun berlanjut ke dada
Diniyang berukuran 36B. Denganpenasaran diraihnya
buahdada kanan Dini dan dipijat-pijatnya dengan
lembut.Sambil terkadang dimainkan putingnya. Tangan
kirinyamasih terus mengelus pahadalam Pratiwi.
Terkadangkemaluan Pratiwi puntersentuh tangannya.
“Wahneng susunya besar sekali ya,” kata pak tua. Puas
bermaindengan buah dada Dini, paktua kembali
memperhatikantubuh Dini, perut,selangkangan. Pak
tuamenghentikan elusannya di paha Pratiwi dan
menggeserpaha Dini agar dia lebihleluasa melihat kemaluan
Dini.Pak tua pun mendekatkanwajahnya ke kemaluan Dinidan
menghirup baunya. “Wah wangi sekali neng,” kata paktua
seraya sambil tersenyum.Rupanya pak tua menggeserpaha
Dini cukup jauh sehinggavaginanya merekah
danmenunjukkan isinya yang berwarna merah muda. Paktua
mengelus paha dalamPratiwi dan Dini yangmenimbulkan
rangsangankepada kedua gadis itu.Terkadang disentuhnya
kemaluan mereka. Adaperasaan seperti aliran listriksetiap
kali tangan pak tuamenyentuh kemaluan mereka.“Neng-neng
gadis kotamemang putih-putih, mulus. Bapak benar-benar
beruntungkali ini.” Pak tua membukapakaiannya sehingga
sekarangdia telanjang bulat di depankedua gadis itu. Pak
tuamendekati Dini dan mengulum bibirnya. Sementara
tangannyabermain-main dengan buahdada Pratiwi dan Dini.
Pak tuatak puas, dia berpindahmengulum bibir
Pratiwi.Bergantian dikulumnya bibir Dini dan Pratiwi. Lalu
diaberpindah ke tubuh Pratiwi.Diremasnya buah dada
Pratiwidan dikulumnya puting susuPratiwi bergantian.
Kadangdijilatnya. Pratiwi dapat merasakan kemaluan pak
tuayang sudah tegak menggesekpahanya. Pratiwi pun
lamakelamaan mulai menikmatiapa yang dilakukan pak
tua.Jilatan dan kuluman pak tua di putingnya
meninggikannafsunya. Nafasnya mulai takteratur. Apalagi
remasan paktua yang beritme di buahdadanya semakin
membuatpikirannya gelap. Pak tua mulai menjilati buah
dadaPratiwi yang membuat Pratiwisemakin tinggi
nafsunya.Jilatannya kini diarahkan keperut Pratiwi yang
membuatPratiwi kegelian dan tidak kuat menahan
kenikmatanyang diterima tubuhnya.Jilatan demi jilatan
membuatmata Pratiwi gelap. Pak tuapun turun dan mulai
menjilatikemaluan Pratiwi. Bibir kemaluannya dibuka
denganmenggunakan jari oleh paktua dan mulailah dia
menjilativagina Pratiwi. Lidahnyadiputar-putar di
klitorisnya.Pratiwi merasa kemaluannya mulai basah
akibatrangsangan tersebut. Dan tiba-tiba Pratiwi merasa
tubuhnyamau meledak dan Pratiwimendapatkan orgasme.
Paktua seakan ingin Pratiwi menikmati orgasme
yangdiberikannya, kini dia bergantike Dini. Dini yang
merasatakut melihat apa yangdilakukan pak tua
kepadaPratiwi menutup matanya. Pak tua kembali mengulum
bibirDini, memainkan lidahnya didalam mulut Dini,
sambilmeremas-remas buah dadaDini yang besar. Dipilin-
pilinnya puting susu Dini sambil tangan satunyamengelus
perut Dini. Dini punmerasa seakan tubuhnyamenikmati apa
yang dilakukanpak tua. Tangan pak tua masihbermain
dengan putingnya dan mulut pak tua masihmengulum
bibirnya saatdisadarinya tangan pak tuayang satu lagi
bermain didaerah kewanitaannya.Diputar dan dipijatnya
klitoris Dini. Getaran demi getarannafsu mengalir ke kepala
Dini.Kenikmatan dari permainantangan pak tua di
putingnyadan di klitorisnya membuatDini tidak bisa berpikir
jernih lagi. Pak tua berhentisebentar, merasakankemaluan
Dini sudah basah,dia pun turun dan mulaimenjilati kemaluan
Dini,sambil sesekali menusuk- nusuk kemaluan Dini.
Diniyang sudah tidak kuat lagi,hampir mendapatkanorgasme.
Tiba-tiba pak tuamenempelkan bibirnya di bibirkemaluan Dini
dan menyedot kuat-kuat. Dini semakinmendekati orgasme.
Pak tuaterus menjilati klitoris Dini danmemainkan jarinya di
dalamvagina Dini. Tak lamakemudian pun Dini mendapatkan
orgasmenya.Pak tua berhenti sebentar.Duduk di ujung dipan
dengankemaluannya yang tegakberdiri. Dipuaskan
dirinyamelihat 2 orang gadis cantik yang sedang bergetar
karenaorgasme. “Wah neng, barangbapak masih kurang
keras.Neng-neng bantu kerasin ya?”Kata pak tua
serayamendekati wajah Pratiwi dan Dini. Diambilnya
tanganPratiwi dan Dini dandigosokkan tangan mereka diatas
kemaluannya. Pak tua punmelenguh menahankenikmatan
gosokan tangan Pratiwi dan Dini. Pak tua punmendekatkan
kemaluannya kewajah Dini, membuka mulutDini dan
memasukkankemaluan ke mulut Dini. Dinimerasakan
kemaluan pak tua yang berlendir menggesekbagian dalam
mulutnya. Diniyang tidak bisa apa-apa hanyabisa pasrah.
Setelah puasmenggesekkan kemaluannyadi dalam mulut Dini,
pak tua mencabut kemaluannya danmembuka mulut Pratiwi
danmemasukkan kemaluannya kedalam mulut
Pratiwi.Digesekkan kemaluannya dilidah Pratiwi. Kadang pak
tua terlalu dalam memasukkansehingga Pratiwi hampir
sajamuntah. Pratiwi pun jugahanya bisa pasrah.
Baginyakemaluan pak tuamengeluarkan bau aneh,
menjijikkan bagi Pratiwi.Setelah puas, pak tuamencabut
kemaluannya darimulut Pratiwi dan beralih. Diamenduduki
Dini danmeletakkan kemaluannya yang sudah keras dan tegak
diantara buah dada Dini. Buahdada Dini ditekannya
sehinggasekarang buah dada Dini yangbesar menjepit
kemaluannya.Digesekkannya buah dada Dini di kemaluannya,
kadangkemaluannya yang digesekkanke buah dada Dini. Dini
merasasusah bernapas karenadiduduki. Tak lama
kemudian,pak tua semakin mempercepat goyangannya dan
crttt,kemaluan pak tuamemuntahkan isinya.Sebagian terkena
wajah Dini,sebagian berceceran di dadaDini. Pak tua,
mengarahkan kemaluannya ke Pratiwi dancrttt crttt kemaluan
pak tuamemuntahkan sisa isinya ketubuh Pratiwi. Dini dan
Pratiwipun merasa jijik dengan cairanpak tua yang berada di
atas tubuh mereka. Pak tuakemudian keluar dari gubukdan
tak lama kembali danmenutup pintu gubuk tersebut.“Tenang
aja neng. Obat yangbapak kasih baru habis pengaruhnya
sekitar 5 jamlagi. Kita masih bisa bermainselama itu.” Pak
tua kembalimendekatkan wajahnya kevagina Pratiwi dan
mulaimenjilati di sana. Kali ini dia menghisap
jarinya,membasahi dengan ludah danmulai menusuk-nusuk
vaginaPratiwi. Pratiwi yang merasakegelian, merasa
gairahnyakembali bangkit meskipun bercampur dengan
rasajijiknya. Lalu pak tua menjilativagina Dini sambil
terusmemainkan jarinya di vaginaPratiwi. Dini pun kembali
naikgairahnya. Lama juga pak tua berganti-ganti menjilati
danmemainkan jarinya dikemaluan Pratiwi dan
Dini.Kemaluan kedua gadis itusudah basah sekali. Pak
tuaberhenti dan memperlihatkan kemaluannya yg sudah
tegakberdiri lagi. “Yang mana yayang akan bapak
masukkanduluan?” “Yang neng ini masihrapat, bapak suka
sekali”seraya mengusap kemaluan Pratiwi. “Kalau neng yang
inilebat sekali rambutnya, bikinbapak makin nafsu”
serayamengusap rambut kemaluanDini. “Kalau gitu, bapak
ganti-gantian saja, bapak cobain 2-2nya sekaligus,” kata
paktua. Diangkatnya Dini dandiletakkan di atas
Pratiwi.Dibukanya kaki kedua gadisitu sehingga kini
vaginaPratiwi dan Dini bertumpuk dan terbuka lebar. Lelehan
airliur pak tua bercampur dengancairan kenikmatan
keduagadis itu menetes dari pinggirvagina mereka. Di
bawahpantat Pratiwi, pak tua menyelipkan sesuatu agarposisi
vagina Pratiwi dan Dinilebih terangkat ke atas
danmemudahkan pak tuamemasukinya. Pak tua
punmengambil posisi di depan vagina Pratiwi. Pratiwi
danDini meskipun terangsang,tapi mereka masih
menyadariapa yang pak tua ini hendaklakukan. Mereka hanya
bisaberteriak uh-uh-uh. Pak tua menyeringai puas
danmemegang kemaluannya,meludahinya agar licin dansiap
memasuki vagina Pratiwi.Tiba-tiba BRAKK! Tiba-tibamuncul
sesosok tubuh di depan pintu gubuk yang
langsungmenyerang pak tua denganbatangan kayu besar. Pak
tuayang tidak siap langsung robohterkena pukulan
batangankayu besar di kepalanya. Sosok itu pun tidak
mengenalkasihan, kakinya langsungmenginjak kemaluan pak
tuayang sedang tegak-tegaknyadan terdengar suara KRAK!
Dilanjutkan dengan teriakan pak tua
memegangselangkangannya sambilmengeluarkan busa
darimulutnya. Ternyata sosoktubuh itu adalah Ray.
“Dasarorang tua bangsat, ga tau malu!” Lalu diludahinya
paktua yang sudah tak sadarkandiri di lantai gubuk itu.
Laludialihkannya pandangannya kedipan. Kaget dilihatnya
keduagadis temannya berada dalam posisi memamerkan
kemaluanmereka. Sesaat Ray merasanafsu muncul dari
dalamdirinya. Bagaimanapun yangada di hadapannya adalah
2orang gadis cantik yang tidak mengenakan pakaian
danmemamerkan bagiankewanitaannya. Pikiran
itudibuangnya dan dia membantumemindahkan tubuh Dini
dariatas Pratiwi. Dia pun keluar, mencari sesuatu
untukmenutupi tubuh kedua gadisitu. Tak lama di
bagianbelakang gubuk, Raymenemukan 2 buah kainsarung
yang sudah lusuh dan tali rafia. Diambilnya danditutupinya
tubuh telanjangkedua gadis itu. Dia punmengikat tubuh pak
tua dipohon di dekat gubuk tanpasehelai benang pun.
Kekesalannya pada pak tuamasih berkobar, saat pak
tuasedikit sadar, tanpa ragu-raguRay memberi bogem
mentahdi rusuk pak tua. Mulut pak tuapun kembali berbusa
dan tak sadarkan diri lagi.——————————————————–
Saat pengaruh obat itu sudahhilang, kedua gadis
itumerasakan tenaga merekapulih. Mereka bisa
menggerakkan tubuh merekalagi. Dengan tubuh
hanyadibungkus sarung lusuh,mereka tertatih-tatih keluardari
gubuk dan menemukanRay dan pak tua yang terikat di pohon.
Pak tua sudah sadardan masih sulit berbicara.Maklum Ray
sempatmenghabiskan waktumenunggu kedua gadis itubelum
pulih dengan membogemi pak tua. “Kalianlebih baik
membersihkantubuh dulu, di sana ada sungaikecil, airnya
lumayan bersih.Biar gue yg di sini menjagapak tua ini,” kata
Ray sambil menunjuk ke arah timur.Sebelum kedua gadis itu
pergike sungai, mereka sempatmeludahi dulu wajah pak
tua.Kedua gadis itu membersihkandiri di sungai. Pratiwi
berkata, “Untung ada si Ray datang disaat yang tepat. Kalau
nggakbisa bahaya, kehormatan kitabisa diambil sama pak
tuabangsat itu.” “Iya, meskipunkita udah ga perawan lagi,”
kata Dini sambil tertawa.Perlahan dia
memegangkemaluannya, terbayangkejadian semalam. Pratiwi
danDini pun menggosok tubuhmasing-masing. Membersihkan
sisa-sisa pak tua di tubuhmereka. Terkadang Pratiwidengan
iseng memilin putingDini dan Dini membalasnyadengan
meremas buah dadaPratiwi. Andaikan Ray bisa melihat kedua
gadis ini mandi,pastilah nafsunya meningkatseketika. 2 tubuh
putih ranumyang indah. Masing-masingdengan buah dada
bulat danlekukan tubuh yang sempurna. Selesai mandi,
merekakembali membungkus tubuhmereka dengan sarung
lusuhyang sudah tipis itu.Bersamaan dengan
sampainyamereka di gubuk tersebut, matahari pun sudah
mulaiterbit, sehingga Ray yangberada di depan mereka
dapatmelihat siluet tubuh indahkedua temannya yang
ditutupisarung. Pak tua yang sudah sadar, tertawa meringis
ketikamelihat kedua gadis yanghendak
diperkosanyasemalam. Amarah kedua gadisini langsung naik
ke ubun-ubun dan Dini tanpa permisi langsung
memberikanuppercut di dagu pak tua,disambung dengan
Pratiwiyang menghajar hidung paktua hingga patah.
Pukulanbertubi-tubi dihujamkan kepada tubuh ringkih pak
tuaoleh kedua gadis itu. Setelahpuas, mereka mengajak
Raykembali ke cottage tanpamelepaskan pak tua dariikatan di
pohon. “Sebentar, gue masih kesel sama orangtua ga tau diri
ini,” kataPratiwi yang langsungmenghampiri pak tua
danmenendang kemaluan pak tua.Mungkin karena luka
semalam belum sembuh benar, pak tuakembali pingsan dan
mulutnyamengeluarkan busa lagi. Raylangsung menghampiri
danmemeriksa pak tua. “Belummati, untung saja,” bisiknya
lega. Di cottage, Pratiwi danDini langsung menggantisarung
lusuh itu denganpakaian mereka. Kali iniPratiwi memakai
baju baliyang cukup longgar dan hotpants, sedangkan
Dinimemakai baju kaos ketatberwarna kuning danhotpants.
Buah dadanyasemakin terlihat besar danputingnya tercetak di
kaos tersebut, karena dia memakaibra yang tipis.
“Bagaimanakita pulang, Ray? Tukangperahu sudah tidak ada
lagi,sedangkan perbekalan kitahanya cukup untuk seminggu,”
kata Dini. “Tenang, setiap 4hari sekali ada orang yangdatang
ke pulau ini untukmembersihkan cottage ini.Kita bisa
mintapertolongannya nanti. Kalau tidak salah, orang itu
akandatang 2 hari lagi. Lebih baikkalian makan dahulu,
daripadakalian sakit.” Kedua gadis itumenurut, Pratiwi
beranjak darimeja dan mengambil bekal makanan mereka.
“Ini Ray,”kata Pratiwi serayamemberikan makanan
sambilmenunduk. Ray dengan jelasbisa melihat buah dada
gadisitu terpampang jelas, karena baju bali yang
longgar.Kemaluan Ray langsungmengeras. Apalagi
denganposisi menunduk, buah dadaPratiwi menggantung
danterlihat lebih besar. Dilihatnya Dini sedang
menikmatimakanan, puting susunya yangtercetak di
kaosnyamenambah keras kemaluanRay. Sorenya, saat kedua
gadisitu berjalan-jalan di luar cottage, Ray
melamun.Lamunannya melayang-layangdan akhirnya dia
mengingattubuh kedua gadis itu. Posisitubuh mereka saat
diamenemukan mereka di gubuk itu, siluet tubuh mereka
yangterbungkus sarung, buah dadaPratiwi dan puting susu
Diniyang tercetak jelas. Kelamaankemaluan Ray makin
keras.“Daripada pusing, lebih baik gue salurin aja,” kata
Raymenuju kamar mandi.Dilihatnya sekeliling, tidaktampak
kedua gadis itu.Perlahan diturunkan celananyadan Ray mulai
memuaskan diri sendiri sambil membayangkankedua gadis
itu. “Nah ya, lagiapa lo!” Tiba-tiba terdengarkedua gadis itu
berteriak. Rayyang masih memegangkemaluannya yang tegak
kaget dan salah tingkah. “SiniRay, daripada elo
sendirian,mending kita bantu. Sebagaitanda terima kasih kita
juga,”kata Dini sambil langsungmemegang kemaluan Ray dan
memasukkan ke mulutnya.Pratiwi menarik tangan Raydan
meletakkannya di buahdadanya sambil menciumbibirnya. Ray
langsungmenikmati hal tersebut. Dikulumnya bibir Pratiwi
dandimainkan lidahnya di dalammulut Pratiwi. Tangannya
terusbergerilya di dada Pratiwi. Dinilangsung mengulum
kemaluanRay.

Cerita Dewasa - Pesta Di Rumah

Namaku Nadya. Aku adalahgadis keturunan chinese
yangberkulit kuning langsat.Badanku tidak terlalu tinggihanya
sekitar 155 cm danberat 45 cm. Payudaraku berukuran
sedang, sekitar 34B.Usiaku sekarang 22 tahun danaku
tinggal di pinggiran kotaJakarta Aku sebenarnyabukanlah
wanita penggoda.Cuman aku sering mendengar dari teman-
teman kuliahkubahwa aku termasuk cewekyang
berpenampilan sexy dansering membuat para cowokturun
naik jakunnya. Terlebihaku suka memakai kaos longgar,
sehingga jika akumenunduk sering terlihatgundukan
payudaraku yangterbungkus bra hitamkesukaanku. Di
rumahkusendiri, setiap habis mandi, aku selalu hanya
membungkustubuhku menggunakankimono mandi warna
birumuda berbahan handuk.Seringkali karena habistersiram
air yang dingin, membuat puting susukutercetak di balik
kimono.Kamar mandiku sendiriterletak di ruang tamu,
dansering pada saat aku mandi,pacar ciciku datang sedang
ngapelin ciciku. Walau akutidak pernah berpikiranngeres, tapi
sering aku melihatpacar ciciku menelan ludahjika melihat aku
habis mandihanya berbalut kimono itu. Ayahku adalah
seorangpenyalur TKI yang akandiberangkatkan ke luar
negeri.Sering kali ada TKI baik priamaupun wanita menginap
dirumah sebelum diberangkatkan ke luar negeri.Hari Minggu
kemarin papabaru saja membawa pulang 3orang TKI pria
berusia sekitar20 tahunan yang kuketahuibernama Maman,
Yadi, dan Mulyo. Mereka bertiga orangdesa yang bertubuh
kekar danberkulit gelap. Mereka sedangmenunggu akan
berangkat keMalaysia. Pagi itu hari Senin,aku sendirian di
rumah bersama ke 3 orang calon TKIitu. Mamaku sedang
pergi keJakarta bersama papaku adakeperluan
mendadak.Sementara ciciku pergibersama pacarnya entah
kemana. Aku waktu itu habisberaerobik ria di rumah,
dankemudian ingin mandi. Sepertibiasa kubawa saja
kimonobiruku ke kamar mandi. Dansetelah aku beberapa saat
aku selesai mandi, maka kubaluttubuh telanjangku itu
dengankimonoku tanpa apa-apa lagidi baliknya. Kemudian
akuberjalan ke halaman belakanghendak menjemur pakaian
dalam yang baru kupakaisemalam untuk tidur. Kulihatpara
TKI itu sedang menikmatisarapan pagi. Merekamenyapaku
ramah. Kulihatmereka memandangiku saat aku memeras BH
hitam dancelana dalam kuningku yangsexy itu. Sebenarnya
aku risihjuga dilihatin begitu, tapi akupikir tanggung, sebentar
lagiaku akan kekamar untuk ganti pakaian. Maka aku
kemudianmenjemur pakaian dalamkuitu. Pada saat aku
berjinjituntuk menaruh pakaiandalamku di jemuran, takterasa
kimonoku sedikit tertarik ke atas, padahalkimono itu hanya
sepaha.Maka, tak elak lagi, bulu buluvaginaku yang tidak
tertutupitu sedikit kelihatan membuatmereka melotot. Tapi
aku tak menyadari hal itu, kemudianaku berbalik dan masuk
kekamar. Kamarku sendiri adajendela besar ke
halamanbelakang. Aku ingat ada paraTKI itu, maka korden
aku tutup, namun rupanya tidaktertutup rapat dan masih
bisakelihatan dari halamanbelakang. Aku melepaskimonoku,
dan mulaimelotioni tubuh telanjangku ini. Aku tak sadar ada
3pasang mata yang melototmemandangi tubuhtelanjangku
ini. Beberapa saatkemudian aku baru sadar saatmelihat
bayangan di cermin. Maka aku berteriak dan segeramenutup
payudara dankemaluanku dengan tangan.Ketiga TKI itu
segera lari danmasuk ke kamarku yangmemang tak pernah
kukunci. Aku kaget melihat merekabertiga masuk ke
kamarku.“Non, kami sudah melihattubuh non yang mulus
itu.Sebaiknya non tidak usahmelawan karena di sini tidak ada
siapa-siapa lagi “ kataMulyo cengengesan. Aku
masihberusaha galak dan menyuruhmereka keluar. Namun
Mamandan Yadi segera maju danmemegangi tanganku.
Kemudian aku mereka bantingdi ranjang. Aku
kemudianberpikir daripada akumelawan malah
mendapatcelaka, maka lebih baik akupasrah saja dan tidak
melawan. “Sabar-sabar,jangan pada main kasar gitudonk.
Saya kan belum pernahgituan… pelan2 kek” tegurku.Mereka
kemudian tidak lagiberingas, dan mendekatiku. Maman
segera memelukku danmenciumi bibirku denganganas. Mula-
mula akuberusaha menolak bibirnyayang bau itu, namun saat
Yadimulai menjilati payudaraku, dan Mulyo mulai mengelus-
elusbibir vaginaku dengantangannya yang kasar itu, akumulai
terangsang dan bibirkumulai membuka untukmembalas
serbuan bibir Maman yang tangannya sibukmeremasi
pantatku yang bulatitu. Tanganku mulai meraba-raba celana
mereka. Dan Yadiberinisiatif membukacelananya dan
menyodorkan kontolnya yang lumayan besaritu ke tanganku.
Aku agakkaget melihat kontol priasebesar itu. Aku sudah
seringmelihat kontol milik pacar-pacarku namun tidak ada
yang sebesar itu. Apalagi Mamandan Mulyo menyusul
bugil.Ternyata kontol mereka begitubesar. Aku sempat
ketakutan,namun dengan halus, Mulyomemegang tanganku
dan menaruhnya di batangpenisnya. Ajkupun perlahanmulai
mengelus penisnya.Maman melanjutkan menyusudi
payudaraku yang montokitu. Aku yang sudah makin
terangsang, mulai bergantianmenjilati batang penis Mulyodan
Yadi secara bergantian,sementara Maman kini mulaimenjilati
klitorisku yangmemerah. Tiba-tiba aku merasa ingin pipis
danakhirnya keluar cairan banyakdari vaginaku. Ketiga
cowokitu segera saja berebutmenjilati vaginaku sampai
akukegelian. Yadi kemudian menelentangkan aku diranjang.
Aku merasa inilahsaatnya aku akan
kehilangankeperawananku. Saat Yadimenempelkan
kepalakontolnya yang besar itu di bibir vaginaku aku
sempatberusaha menolaknya. Namundari belakang
Mulyomendorong Yadi sehinggakontolnya langsung amblas
kememekku. Aku menjerit kesakitan. Namun Mulyosegera
berinisiatif menjilatiputing payudaraku sehinggaaku kegelian.
Yadi sendiriperlahan mulai menarikmajukan kontolnya
sehingga aku merasakan kegelian yangamat sangat di
lubangvaginaku. Terasa kontolnyamemenuhi lubang
vaginaku.Tiba-tiba sambil memelukku,Yadi menggulingkan
aku sehingga aku berada diatasnya. Mulutnya
segeramenyerbu ke putingpayudaraku yangmenggantung
bebas. Belumsempat aku berpikir tiba-tiba dari belakang
Mulyomenyodokkan kontolnya yangbesar itu ke dalam
lubanganusku. Aku yang berteriakkesakitan, segera
disumpalmulutku dengan kontol Maman samai aku nyaris
muntah. Kinidalam keadaan menelungkup,ketiga lubangku
sudahdimasuki kontol yang berbeda.Namun aku merasakan
sensasiyang luar biasa. Seluruh tubuhku serasa dilolosi.
Akumengalami orgasme sampai 3kali. Akhirnya aku
merasaingin orgasme lagi, danbersamaan denganorgasmeku,
kurasakan Yadi menyemprotkan banyak sekalispermanya di
dalammemekku. Kemudian akujatuh lunglai di pelukan
Yadi.Mulyo kemudian segeramenarikku duduk di
pangkuannya sambil kontolnyamasih menancap di
lubanganusku. Dari belakang iameremas-remas
payudarakuyang berguncang-guncang.Maman yang belum
klimaks, segera menyodokkankontolnya ke dalam
vaginakuyang nganggur itu. Aku benar-benar sudah
merasakepayahan, hingga akhirnyaaku merasa ingin keluar
lagi. Tak lama kemudian aku benar-benar tak tahan lagi
danakhirnya aku menyemprotkancairan orgasmeku yang
kelima.Maman tak lama kemudianmenyusul menyemprotkan
maninya di dalam memekku.Mulyo rupanya memang
yangterkuat di antara mereka. Diabelum keluar, sehingga
diakemudian menunggingkan akudan kontolnya pindah ke
vaginaku. Dari belakang akudisodoknya sambil
tangannyamemeras-meras payudaraku.15 menit kemudian
diaakhirnya mencapai klimaksdan aku pun juga mencapai
orgasmeku lagi. Kamiberempat akhirnya lunglai diatas
ranjang. Kulihat jam,ternyata sudah hampir 2 jamkami
melakukan pesta sex.Aku kemudian mengajak mereka untuk
mandi bersamakarena aku khawatir sebentarlagi papa
mamaku pulang.Kemudian kami berempatmandi bersama. Di
kamarmandi ketiga laki-laki itu selalu berebutan
untukmenjamah tubuhku yangmulus ini. Sungguhpengalaman
ini tak terlupakanbagiku dan aku mulaimengerti nikmatnya
sex sejak itu. Lain kali akan kuceritakanpengalamanku
bersamatetanggaku. Sejak peristiwaitu, aku merasa agak
bersalahkepada pacarku, yang justruterhadapnya aku belum
pernah berhubungan sex. Paling-paling hanya sebatas
salingmenjilat kemaluan sampaikami sama-sama klimaks.
Pagiitu, aku lupa hari apa, akumasih tertidur di ranjangku,
yang kebetulan sekamardengan orang tuaku. Kataorang tuaku
sich, kami tidurseranjang untuk menghematbiaya AC yang
cukup mahal itu.Saat itu aku memakai baju tidur satin warna
pink yangtidak berlengan. Di dalamnyahanya mengenakan
celanadalam warna kuning yangmini, sehingga kalau ada
priayang melihat pasti akan terangsang melihatnya. Hariitu,
mama dan papaku kembalisedang pergi ke Jakarta.Sedang
ciciku sudah kekantornya. Memang sudahkebiasaan di
rumahku, jika ada orang di rumah, pintudepan tidak pernah
terkunci,hanya dirapatkan saja. Pagiitu, aku tidak tahu
bahwamamaku memanggiltetanggaku Benny yang tukang
servis AC itu, untuk menservisAC di rumah. Benny
adalahseorang cowok chinese yangwajahnya jauh dari
tampan.Rambutnya agak botak.Tubuhnya tinggi. Usianya tak
jauh beda dari ciciku. Katanyasich dia pernah naksir aku.Pagi
itu, sekitar jam 8, Bennydatang ke rumahku
membawaperalatan hendak menservisAC. Dia mengetuk pintu
namun tak ada jawaban karena akumasih pulas tidur di
kamar.Maka dia memberanikan diri,karena sudah kenal,
masuk kerumah. Waktu dia mendekatikamarku, rupanya
mamaku lupa merapatkan pintu kamar,hingga agak terbuka
sedikit.Benny tanpa kusadarimembuka pintu itu pelan-pelan.
Aku saat itu sedangtertidur pulas tanpa ditutupi selimut. Baju
tidurku jugasudah tersingkap sampai dipusar, sehingga
celanadalamku yang berwarnakuning menyala ituterpampang
bebas di hadapan Benny. Aku merasa ada tanganyang
meraba-raba pahaku.Namun aku saat itu sedangmemimpikan
bersetubuhdengan pacarku. Saat tanganitu membelai-belai
selangkanganku yang masihtertutup CD itu, aku
merasabahwa itu adalah jilatan-jilatan dari
pacarku.Kurasakan tangan itu semakinberani merabai
tubuhku. Diselipkan jarinya dibalik Cdkuyang sudah mulai
basah itu.Diraba-rabanya bibir vaginakudari luar. Tiba-tiba di
halamanbelakang ada suara gentengjatuh sehingga aku
terkaget dan terbangun. Lebih kagetlagi saat kulihat Benny
sedangmempermainkan vaginakudengan jari-jarinya
sambilcengegesan. “Pagi Dya, sorrygua masuk tanpa permisi,
abis ngga ada yang bukain pintu.Pas gua masuk eh gua liat
lulagi bobo dengan baju seksigini.” “Gua ngga tahan kalo
liatlu begini” Aku berusahamenolak Benny, tapi tangannya
kuatmencengkeram bahuku sambiljari tangan yang satunya
sibukmengorek-ngorek isi vaginakudari balik Cdku yang
sudahbasah itu. Aku merasakan geli yang amat sangat,
namun akujuga tak begitu rela disetubuhioleh si Bandot ini.
“SudahBen… gua ngga tahan nich…entar ketahuan orang
nggaenak “ kataku sambil berusaha memegang tangannya.
Namundia tetap bertahan “Tenangaja Dya, bentar lagi pasti
enakkoq…. Ayo lah… kita kan udahkenal lama, sekali-sekali
kasihdonk gua kesempatan…” kata Benny sambil terus
mengorek-ngorek vaginaku. Tak lamakemudian aku
merasakanakan orgasme, sehinggapahaku menjepit kuat
tanganBenny yang ada di selankanganku. Kira-kira 5menit
kemudian akumerasakan ada cairan yangkeluar deras dari
vaginaku.Aku jadi lemas karenanya dantelentang tak berdaya,
pasrah membiarkan apa yang akandilakukan Benny.
Bennykemudian menaikkandasterku ke atas hingga
lewatkepala dan membuangnyaentah kemana. Dia tersenyum
mesum melihat payudarakuyang terpampang bebasdengan
putingnya yang merahkecoklatan itu. Dia segeramengenyot
payudara kananku,sambil lidahnya bermain-main di atas
putingku. Tangankanannya perlahan-lahanmelorot Cdku
hingga bugil.Kemudian jari-jarinya kembaliditusuk-tusukkan
ke dalamvaginaku yang sudah becek itu. Mulutnya berganti-
gantimengenyot kedua payudaraku.Aku yang sudah
terangsang itutak sadar mulai mengelus-eluskepala Benny
yang botak ituseperti kekasihku. Padahal sebelumnya aku
sama sekalitak kepengen disentuh Benny.Namun Benny
sungguh sangatpandai menaikkan nafsuku.Kemudian Benny
melepasseluruh pakaiannya hingga terlihatlah kontolnya
yangberukuran sekitar 18 cmdengan diameter 4 cm itu.
Diamenyuruhku untukmenjilatnya. Mulanya akumenolak
karena kontol itu agak bau, namun diamenjejalkan kontolnya
kemulutku hingga aku mulaimengemutnya.
Kepalakudigerakkannya maju mundurseperti sedang dientot
oleh kontolnya. Tiba-tiba akudikagetkan oleh suara.
“Wah,lagi apa nich… lagi asik ya…ikutan donk…” Kami
berduamenoleh. Rupanya Bang Man,sopir tetanggaku masuk
ke dalam rumahku yang takterkunci itu. “Sorry non,tadinya
mau minjem tangga,eh ternyata lagi pada asyik….”Kata Bang
Man. Aku merasakepalang basah, maka mendiamkan saja
keadaankuyang sedang bugil bersamaBenny. Kulihat Bang
Mansegera melepas celanapanjang dan Cdnya. KontolBang
Man sedikit lebih panjang dari Benny tapi lebih kurus.Selain
itu warnanya jugahitam. Kini kedua pria itumendekatkan
kontol merekake bibirku. Sambil terusmengocok kontol Benny
yang sudah tegang itu, kontol BangMan yang masih lemas
itumulai kujilat-jilat. Perlahantapi pasti kontol itu
mulaimenegang, hingga akhirnyasama tegangnya seperti
kontol Benny. “Bang, aku udah nggatahan… langsung
masukin ajaya… Ben, elu masukin daribawah aja dech..”
katakukepada keduanya. Bennykemudian menelentang hingga
kontolnya mengacungtegak ke atas. Perlahan akunaik ke atas
tubuh Benny danmemasukkan kontolnya kevaginaku. Mula-
mula agaksakit, namun Benny menghentakkan tubuhnya
keatas hingga blesss…. Kontolnyalangsung masuk ke
dalamlubang memekku. Akuperlahan-lahan mulai
menaikturunkan tubuhku. Tak terlalu susah karena vaginaku
sudahbasah. Aku merasakankegelian yang amat sangatsaat
kontol Benny keluarmasuk tubuhku. Tiba-tiba BangMan
memaksaku agak menelungkup. Kemudian…blesss….
Kurasakan kontolnyayang panjang itu menyodoklubang
pantatku hingga akuagak terdongak ke atas. BangMan segera
menjambak rambutku dan menjadikannyasebagai pegangan.
Akusemakin kegelian karenapayudaraku yang
tergantungbebas itu dijilat-jilat Bennydari bawah. Sungguh
sensasi yang luar biasa. Saat Bang Manmenyodokkan
kontolnya, saatitu pula kontol Benny tertanammakin dalam ke
liangvaginaku. Aku sampai dibuatorgasme 2 kali. 15 menit
kemudian mereka bergantiposisi. Benny masihmenelentang,
namun diamendapat jatah lubangduburku. Sementara itu
daridepan, Bang Man menyodokkan batangnyakedalam
vaginaku yang sudahbecek. Bang Man menggenjotkontolnya
maju mundurdengan cepat sambiltangannya berebutan
dengan tangan Benny meremasipayudaraku. Aku
dibuatmenggelinjang kesana kemarioleh terjangan dua cowok
ini,hingga akhirnya aku tak tahandan orgasme untuk entah
yang keberapa. Tak berapa lamakurasakan kontol
Bennyberdenyut-denyut, dan diamencengkeram
keraspayudaraku. Dia kemudianmenyemprotkan spermanya
banyak sekali di dalamduburku. Rupanya Bang Manmasih
perkasa. Tanpamempedulikanku yangkecapean, dia
segeramemangkuku, sambil kontolnya naik turun
menusukvaginaku. Bibirnya yang hitamitu sibuk mengenyot-
ngenyotputting susuku hingga akukegelian. Akhirnya
akukepengen orgasme lagi. “ Bang… aku mau keluar
lagi…”“Tahan non, abang juga dahmau nyampe… barengan
aja “Akhirnya kurasakan aku mulaimengejang, Bang Manpun
jugademikian. Akhirnya pertahananku jebol. Darivaginaku
keluar cairan banyaksekali. Tak lama kurasakanBang Man
jugamenyemprotkan banyak sekaliair maninya ke dalam
vaginaku. Kami berduakecapean hingga telentang diranjang.
Rupanya Benny sudahbangkit lagi. Hingga tanpamemberiku
waktu istirahat,dia segera menancap vaginaku. Hari itu,
kamibertiga bermain sex sampaikira-kira hampir sore.
Akumerasa sangat kelelahansekali, namun juga
sekaliguspuas sekali. Ini adalah pengalamanku yang
sangathebat. “Nadya, elu sungguhhebat, kapan-kapan kita
mainlagi ya” kata Benny sebelumpulang sambil
menciumku.Dalam hati aku hanya bisa mendongkol. Enakan
di dia,ngga enak di guanya, gerutukudalam hati

Selasa, 05 November 2013

KEINDAHAN DAN KENIKMATAN

Aku adalah seorang pria singlefighter, sebenarnya
statuskusaat ini adalah seorang duda.Aku mengaku seorang
priasingle fighter dikarenakan akusekarang sudah tidak
beristri lagi. Aku dahulu seorangsuami yang sangat
bahagiakarena aku mempunyaiseorang istri yang cantik
danbegitu sayang kepadaku. Diistanaku saat itu tinggal aku,
istriku, ibu mertuaku danseorang pembantuperempuan.
Sebelum akumenceritakan kisah dilemamahligai rumah
tanggaku, akuingin menceritakan tentang pengalamanku
dengansekretarisku. Sebut sajanamaku Hendi, usiaku saat
inibaru menginjak 28 tahun.Profesiku Presiden Direktur,tentu
saja di perusahaanku sendiri. Aku tinggal diperumahan
Kelapa Gading.Pada suatu ketikaperusahaanku
mengadakanacara liburan untuk karyawan,acara ini selalu
rutin dilakukan untuk menambah gairah kerjapara
karyawanku. Karena akuboss di perusahaan tersebutaku
harus ikut, sedangkanistriku pada saat itu sedangada
halangan katanya sih ada urusan keluarga. Jadi
akumemutuskan untuk pergisendiri. Aku mempunyaisekretaris
Sari namanya, akumerasa bahwa aku harusmemilikinya.
Kalau di kantor dia selalu mencoba bertingkahgenit dari
kerling matanya ituatau dari caranya berpakaian,dari situ aku
tahu kalau diasuka padaku. Seperti biasanyaaku pulang
memang agak sore, Sari sudah gelisah inginpamit pulang tapi
aku masihsaja berkutat denganlaporanku. “Sari kalo udahmau
pulang duluan aja, nggakpa-pa kok, sekarang udah jam 5
lewat 20, entar ketinggalankereta lho lagian udahmendung
kalo hujan kan entarkebasahan”, kataku sambiltersenyum.
“Iya Pak”, sambilberkemas dan secara tidak sengaja
pulpennya jatuh dandia memungutnya, otomatisdari posisi
duduk dia berputar,roknya tersingkap dan secaratidak sengaja
aku melihatnya,wah memang benar terawat sampai ke ujung
pahanyabegitu pula dengan dengansegitiganya yang
berwarnaputih. Sambil memungutpulpen dia nunduk dan
sertamerta dia menutup bajunya yang otomatis terlihat
kalaununduk. “Sar, lain kali pakebajunya yang ketutup aja
biarnggak repot”, kataku. “Nggakenak Pak, saya justru
nggakseneng pake baju yang kerahnya terlalu
tertutup”,katanya sambil tersenyum,karena dia tahu
maksudkungomong seperti itu. Tak lamakemudian Sari pergi,
dan akuterus bekerja. Sari memang betul-betul merupakan
wanitaideal di benakku. Ia bertubuhtinggi, dengan pinggul
yangindah dan pantat menjungkitseperti penari Bali. Aku
ingatpengalaman pertama bercinta dengannya. Dan
kesempatanpun tiba pada acara tahunantersebut, saat acara
sudahhampir selesai, kuajak Sarikeluar dari ruangan itu.
“Sar,temenin Bapak keluar jalan- jalan yuk?” Ajakku. “Iya
Pak,Sari juga sudah sumpek di sinisejak tadi sore”, jawab
Sari.Kita pun keluar denganmobilku, tak terasa sudah
jam1.00 malam. Kita pun kembali ke Villa perusahaan.
Setelahsampai, aku memberanikandiri menggandeng
seketariskuyang genit itu, kita menyusurilorong kamar-
kamarkaryawan. Dan akhirnya tiba di depan pintu kamar Sari.
“Pak,malam ini mau nggak bapaknemanin saya.. soalnya
Saritakut kalau tidur sendirian”,kata Sari. “Tapi kamu kan
bisaminta ditemanin sama karyawan cewek yang
lain”,jawabku, tapi dalam hatikuberharap agar
Sarimemaksaku untukmenemaninya malam ini,
yangsebenarnya sangat kuharap- harapkan. “Mana ada
yangmau Pak? Orang sudah padatidur semua, lagipula
merekakan sudah ada yang menemanimalam ini”, desak
Sari.Memang sih pada acara tahunan kali ini
karyawanperempuan yang masih singledan ikut ke acara
tersebuthanya Sari, sedangkankaryawan yang lain
sudahmembawa pasangannya sendiri-sendiri. “Tapi nanti
jam7.00 pagi kamu banguninBapak yah. Soalnya
kalauketahuan karyawan yang lainkan nggak enak kita,
apalagibapak kan atasan mereka”, jawabku. Akupun
masukmengikuti Sari, tapisebelumnya aku minta izinpada
Sari untuk ganti bajutidur dulu di kamarku.Pertama kali
sangat canggung dan hanya berbincang-bincangsaja di
kamar. Ketika tiba saatuntuk tidur, aku bermaksudtidur di
sofa. Aku merasaharus menghargainya, tohkami belum
menikah. Namun ia menarikku ke tempat tidur.“Kita tidur
pelukan boleh kanPak, asal nggak lebih dari itu”,katanya
manja. Aku menurutikemauannya dengan kikuk.Beberapa
menit kami berbaring diam dalam satuselimut. Sari
hanyamengenakan t-shirt tipis dankain sarung, begitu juga
aku.Saat kulit kami bersentuhan,jantungku berdesir. Tanpa
terasa pipi kami salingmenempel. Udara dinginmembuat ia
mengetatkanpelukannya dan akhirnya bibirkami saling
berpagut. Awalnyasangat canggung, namun tak lama gerakan
kami menjadilebih luwes dan lidah kami punsaling bergulung.
Ciuman yangketat membuatku kehilangankendali, lalu
tanganku menjadiliar meraba ke payudaranya. Nafas Sari pun
semakinmemburu. Lalu aku berusahamelucuti t-shirtnya. Sari
tidakmenolak, bahkan tangannyajuga berusaha
melucutibajuku. Dengan satu sentakan kutarik BH-nya
sehinggakulihat tubuhnya yang indahitu hanya berbalut
celanadalam tipis. Aku menikmatibeberapa saat
pemandanganitu, Sari yang berbaring telentang, dengan
pandanganmata yang sulit kulupakan.Lalu kucium lagi
bibirnyaperlahan. Sari mengerangperlahan, “Ooohhh..”,
bibirnyasetengah terbuka dan basah sangat
membuatkuterangsang. Lalu tangankumulai bermain di
payudaranya,membuat ia makinmenggelinjang.
Ketikatanganku kuturunkan hingga mencapai
gundukankewanitaannya dan bibirkumeluncur mengulum
putingsusunya, tiba-tiba iamendorongku dengan keras.Lalu
tangannya bergerak cepat menarik celanaku sambilberdesah,
“Pak, bukacelananya..” Dengan satugerakan aku melepas
celanadalam, dan ia melakukan halyang sama. Kini dapat
kulihat tubuh indah itu tanpapenghalang apapun.
Sarimenarikku ke dalampelukannya dan kami
kembalibercumbu dengan hangatnya.Aku menyisir seluruh
tubuhnya dengan bibirku. Mulai dariubun-ubunnya, turun
kebibirnya, lalu ke lehernya yangjenjang. Sari
berbaringtelentang dengan keduapahanya yang putih dibuka
lebar, sementara akumenindih dan mengulum bibirdan
lehernya, batangkemaluanku yang telah kerasdan liang
senggamanya yangterasa basah tanpa sengaja bersentuhan.
Betapanikmatnya. Lalu aku mulaimenyisir ke payudaranya
danmulai mengulum putingpayudaranya yang mengeras.Aku
jilati puting susunya dan melingkari areolanya,membuat Sari
menggelinjangdengan hebat sambil merintihkeras, “Aduh..
nikmat.. Pak..teruss.. ooohh..” Karenaposisiku agak
merendah ke bawah maka aku dapatmerasakan kehangatan
liangkewanitaannya yang basah diperutku. Sari terus
merintihsambil sesekali pahanya yangjenjang menghentak
naik turun di atas pinggangku,sementara pelukannyasemakin
erat. Lalu ia menariktubuhku ke atas hingga bibirkami
kembali berpagut.Sambil tersengal ia mendesah dengan
penuh birahi, “Pak,Sari pingin disentuh denganpunya bapak..”
Aku mengertiyang ia inginkan. Aku lalumulai menggesek-
gesekkanbatang kemaluanku ke liang kenikmatannya.
Liangsenggamanya terasa makinmembanjir dan terbuka.
Akuterus menggesek danmenyibak labia mayoranya
danmerasakan klitorisnya yang semakin membengkak.
Sarimenggoyangkan pinggulnyadengan kencang
sambilmerintih, “Teruus.. Pak.. nik..matt…, ooohhh..”
Tangannyamemeluk kencang di bahuku dan kukunya
membenam dikulitku hingga membuatkusedikit perih. Namun
rasaperih itu terkalahkan olehbuaian kenikmatan yang
luarbiasa. Gerakan itu semakin kencang dan aku sudah
tidaktahan untuk segera memasukitubuhnya. Aku
berhentimenggesek klitorisnya danmulai mencari jalan
untukmemasuki lubang kemaluannya yang sudahbanjir oleh
cairankewanitaannya. Aku menatapSari sebentar dan
menemukanhasrat yang sama di matanya.Dengan perlahan
tangannya membimbingku memasukilubang
kenikmatannya.Dengan satu dorongan pelanaku mulai
memasukitubuhnya, sedikit demi sedikit.Aku tahu ia sedikit
kesakitan, karena ini pertama kalibaginya, namun
kebasahannyasangat membantu batangkemaluanku
menemukanjalannya. Ketika batangkemaluanku hampir
separuh masuk dalam liangkenikmatannya,
tangannyamemelukku dengan amatkeras dan tubuhnya
bergetarhebat. Aku merasakan cairanlebih banyak lagi
membanjiri kemaluannya dan dengan satudorongan aku
menusuk hinggabagian terdalam darikemaluannya.
Tubuhnyamenggigil dan mulutnyameracau, “Eeeenak.. Pak..
ooohh.. tekan yang.. dalaam..ooohh..” ketika aku
mulaimenggerakkan batangkemaluanku naik turun.
Padasetiap gerakan menusuk akumenekan dengan begitu
dalam. Sari menggoyangkanpinggulnya, kedua
kakinyamenjepit pinggulku begitukeras. Aku akhirnya tak
tahanlagi dan merasa sudah hampirtiba waktunya. Pada
gerakanku yang terakhir, akumerasakan seluruh
tubuhnyamenggeletar, menyambutspermaku yang
memenuhirongga kewanitaannya saatejakulasi. Kukunya
makin dalam terbenam dipunggungku dalam satupelukan
yang ketat dan tubuhkami sama-sama menggeletar.Untuk
beberapa saat hanyakenikmatan tiada tara yang kami
rasakan dan entahberapa lama kami terusberpelukan
menikmatikeindahan itu dengan mataterpejam, dengan
batangkemaluanku tetap kubiarkan di dalam liang
kenikmatannya.Ketika getar-getar keindahanitu akhirnya
harus berakhir,aku membuka mata danmelihat Sari yang
masih tetapterpejam dengan wajahnya yang penuh keringat.
Betapacantiknya melihat dia dalamkeadaan sesudah
orgasme.Lalu ia membuka matanya dantersenyum lembut
melihatkusedang memandanginya. Kucium lembut bibirnya
dankami berbaring berpelukan.Kami tahu malam
masihpanjang dan kami tak akanmenyia-nyiakan
kesempatanindah itu untuk menikmatinya bersama-sama.
Itulah kisahperselingkuhanku dengan Sari,sekretarisku yang
cantik dangenit dan acara kucing-kucingan itu
berlangsunghingga kini. Setelah acara selesai aku pulang ke
rumahdan mendengar suara atauhal-hal yang tidak enak
daripara tetangga tentang istriku.Tapi aku saat itu belum
maupercaya begitu saja dengan cerita jelek yang beredar
didaerahku itu, sampaisahabatku sendiri yangmengatakannya
padaku.Barulah aku mempercayaicerita tersebut. Selama tiga
hari aku tidak mau bicaradengan istriku, sikapnyapadaku
yang kurasakansepertinya agak bedasemenjak aku datang
dariacara tahunan yang diadakan perusahaanku itu.
“Yang..kamu kenapa sih?” kenapakamu diam saja..
kenapakamu diamkan aku? Apasalahku?” Tanya Yenni,
istrikupura-pura tidak mengerti duduk persoalannya.
Ditanyaseperti itu aku masih tetapdiam tidak mau bicara,
sikapYenni semakin merajuk saja.Dia mencoba
untukmelemahkan emosi jiwaku, Yenni memang paling
pandaidalam hal menundukkanemosiku. Sehingga aku
selalusaja kalah olehnya, apakahkarena aku
terlalumencintainya? sehingga diriku begitu lemah
terhadapnya.“Jika Yayang selalu diambegini, aku sebaiknya
pergisaja dari rumah ini! Percumapunya suami juga,
selalumendiamkan aku tanpa tahu persoalannya!” kata
Yennidengan suara yang ketus dantajam. Aku kaget
dengankata-katanya itu, makakutarik lengannya ketika
diahendak melangkah keluar. “Katakan! Siapa lelaki
yangpernah ke mari sewaktu akusedang di luar kota
kemarin?!”tanyaku sambilmencengkeram lengannyalebih erat
lagi. “Siapa yang Yayang maksud? Aku benar-benar tidak
mengerti?”ujarnya mencoba mengelak.“Jangan pura-pura
lagi, Yenni!Aku sudah tahu semuanya.Sewaktu aku tidak ada,
rumah ini kedatangan tamu kan?”gertakku. “Memang
benarYang, Tapi mereka itu temanMamaku. Lagi pula,
nggakmungkin aku beranimengkhianati kamu Yang!” ujar
Yenni sambil matanyamelotot tajam ke arahku.“Kamu berani
untuk disumpah?” tanyaku lagi. “Akuberani di sumpah dengan
caraapa saja, Yang! Karena aku tidak merasa bersalah!”
Kata-katanya cukup tandas dantajam. Dia seolah-olah
tidakmenerima kutuduh begitu, akusendiri akhirnya tidak
bisaberbuat banyak. Karena menuduh tanpa bukti itu
samahalnya dengan memfitnah, lagipula setelah aku pikir
apapunyang dilakukan istriku ini tidakmungkin kalau Yenni
beraniberbuat seperti itu kecuali semua ini memang
kelakuandari mertuaku itu. Apalagisaat itu Yenni menangis
piludan aku merasa tidak tegamelihatnya
sebabbagaimanapun juga aku masih begitu mencintainya.
“Maafkanaku Sayang. Aku telahmenuduh yang tidak-
tidakpadamu, aku percaya kokkalau kamu masihmencintaiku
dan setia padaku”, Kataku sambilmemeluk tubuh istriku
denganlembut dan mesra. Dansuasana yang tadinya
tegangtelah berubah menjadisuasana yang begitu romantis,
apalagi aku sudah lama tidakmerasakan
cumbuanpermainannya, dan saat ituYenni istriku begitu
eratmendekapku seakan tidakmau terpisah dariku lagi.
Kurebahkan tubuh istriku diatas ranjang, kubiarkan
diaterbaring dengan bebas. Akuberdiri
sejenakmemandanginya, ada getaraneh menjalari sekujur
tubuhku saat itu. Yennitersenyum penuh arti padaku,dia
memang mengerti apayang aku butuhkan saat ini.Benar-
benar menggairahkandan penuh daya tarik tersendiri tubuh
istriku. Iabegitu menantang dan pasrah.Buah dadanya yang
masihdilapisi gaun tidur itumembusung, laksana bukitsalju
yang lembut, kulitnya bersih dan mulus. Pinggulnyapadat dan
berisi. Keduapahanya juga putih, laksanakain sutra kalau di
sentuh.Segera saja aku melepaskansemua pakaianku dan
langsung naik ke atas ranjang.Rasanya saat itu kami
sepertiberada di malam pengantinsaja, begitu mesra
danromantis. Kemudian akududuk di pinggir kasur sambil
mendekap tubuh istriku.Sungguh lembut tubuh mungilistriku.
Kupeluk dengan gemassambil kulumat mesra bibirranumnya.
Tanganku merabaseluruh tubuhnya. Sambil memegang puting
susunya,kuremas-remas buah dadayang kenyal itu. Kuusap-
usapdan kuremas-remas. Nafsukuterangsang semakin
hebat.Batang kemaluanku menyentuh pinggang
istriku.Kudekatkan batangkemaluanku ke tangan
istriku.Digenggamnya batangkemaluanku erat-erat
laludiusap-usapnya. Tanganku terus mengusap
perutnyahingga ke celahselangkangannya. Terasaberlendir
basah dikemaluannya. Aku beralihdengan posisi 69. Aku
mulai mendekap tubuhnya sehinggaseluruh badannya
menekantubuhku, dan Yennimengarahkan liangkewanitaannya
yang terbukake wajahku. Dapat kulihat liang kewanitaannya
yangkemerahan yang tidak dihiasioleh sehelai bulupun,
bersih.Yenni menaikkan pantatnyasedikit, sehingga makin
jelasterlihat liang kewanitaannya, aku tahu maksudnya
denganperlahan kutempelkanwajahku ke liangkewanitaannya,
kuciumi bibirluarnya, dia sedikitmenggelinjang tapi tetap
menghisap dan menjilatbatang kemaluanku, dapatkuhirup
aroma yang keluardari liang kewanitaannyatersebut bau yang
khas. Akujilati seputar bibir luarnya, Yenni
semakinmelengkungkan tubuhnya kebelakang,
sehinggaterbenamlah wajahku di liangkewanitaannya. Aku
mengaturnafas, kubuka bibir luarnya dengan jari
tanganku,kumasukkan lidahku ke dalamliang kewanitaannya
dankumainkan lidahku didalamnya, Yennimenggelinjang kuat,
“Eeeggghh.. shhh.. aaachh..terusin Yang”. Kukecup
dankutarik klitorisnya denganlidah dan bibirku,
dapatkurasakan cairan wanitanyasudah mulai membasahi
liang kewanitaannya, Yennimengejang saat kuhisap
liangkewanitaannya yang sudahbasah. Kujilat
bibirkemaluannya dan kupilin-pilinklitorisnya. “Ohhh..
arggghh.. ohhh.. terusin Yang.. ohhh..arggghh”. Dan aku
merasakanbatang kemaluanku digigitdengan kedua
bibirnya.“Eeggghh.. sshhh… Sayang”.Aku pun menggeliat,
Yenni melepaskan batangkemaluanku dari
mulutnya,mengangkat dan memutarbadannya, menciumi
bibirkudengan panas dan nafasterengah-engah. Kemudian
Yenni jongkok menghadapkupersis di atas batangkemaluanku
yang terlihatmengkilap basah, dipegangnyabatang
kemaluanku dan Yennimulai menurunkan posisi jongkoknya
dengan menuntunbatang kemaluanku masukperlahan ke
dalam liangkewanitaannya, “Bleesss..”“Aaahhh.. ggghh!”
kamiberdua bersamaan mengerang. Yenni
mulaimenggerakkan pinggulnyanaik turun,
liangkewanitaannya sangat banyakberair, sampai berbunyi,
“Plok..plok.. cipak.. plok..” sesekali dia menggelinjang
danmeletakkan tangannya kebelakang memegang
keduapahaku, diputarnya pinggulnyake kiri dan ke kanan, kali
inigiliranku yang menggeliat, kutarik tangannya ke
bawahsehingga dia terkelungkupkuciumi bibirnya
denganhangat Yenni membalas,kupeluk badannya dan
Yennisekali lagi memutar-mutar pinggulnya. “Shhh..
gghhh..”aku kembali mengerang.“Enak, Yang..” bisiknya.
Akutak menjawab dan langsungkuciumi bibirnya
sementaratanganku mencoba untuk melepaskan gaun
tidurnya,Yenni membantuku, diabangun dan
melepaskannya.Kulihat payudaranya, akumulai
merabanya,meremasnya, kuhisap puting payudara kanannya.
” Ohhh..arghah.. aaah.. ahhh.. oh Yangterusin.. ohhh..
aghhh..” Yennimendesah dan mempercepatgerakan
pinggulnya naik turunkiri kanan. Puting payudaranya yang
merekah itu kujilatberulangkali sambil kugigitperlahan-lahan.
Puting susunyaterlihat berair karena liurhisapanku tadi.
Kuperkuatremasanku di payudaranya, Yenni merebahkan
badannyadengan tetap menggerakkanpinggulnya dan
kubalasdengan gerakan menusuk daribawah. “Aaahh..
Yang..terusin, Yang.. shshsh…” desah Yenni menggeliat. Aku
takpeduli, kujilati dan kugigitputingnya yang sudah
dekatdengan wajahku, Yennikembali mendesah dengancepat
mengikuti irama goyangan pinggulnya dantusukan batang
kemaluanku,“Aaahhh… ahhh… eeghh…”Aku merasakan ada
sesuatuyang siap keluar dari dalambatang kemaluanku,
kupercepat gerakan batangkemaluanku dalam
liangkewanitaannya, badan Yennimulai mengejang kuat
seiringkubangunkan badannya sambilmeremas kedua
payudaranya. Yenni juga mempercepatgerakan
pinggulnya,sementara aku merasakanbahwa air maniku
sudah taktertahankan lagi, denganhitungan sepersekian detik,
kulepaskan batangkemaluanku dari dalam
liangkewanitaannya. Yenni kagetdan keluarlah
cipratanpertama yang diiringi olehluberan air maniku yang
selama hampir dua minggukupendam. Yenni
terperangah,kemudian dia mencubitperutku. “Kok, nggak
bilang-bilang?!” aku tersenyum malu,kemudian dia
menguatkan cubitannya. “Aku kan jugahampir sampai,
kenapa nggakdikeluarin di dalam aja?”dengan tampang
innocent.Aku meringis menahan sakit,“Sorry Yang katanya
kamu lagi KB…” jawabku enteng sambilmembersihkan sisa-
sisa airmani dari tubuhku. Yennimulai
memperlihatkancemberutnya ketika diamelihat juniorku yang
lunglai. Aku melirik ke arah jamdinding dan tersenyum
sambilmerebahkan kepalaku kebantal yang empuk,
Yennikeheranan tapi kembalicemberut. “Curang.. mentang-
mentang udah enak trusnyantai gitu, aku gimanadong? masih
tanggung nih!”dengan nada kesal-kesalmanja. Kemudian
kutarikbadannya untuk rebahan di sebelahku. Kuambil
tangannyalalu kebelaikan perlahan disekitar daerah
batangkemaluanku, mulai dari paha,memutar ke bagian
bawahperut sambil memainkan bulu kemaluanku, ke
pahasebelahnya, kemudian keduabiji pelirku,
batangkemaluanku dan balik lagi kepaha yang pertama.
Yenniheran tapi setelah dua kali kuulang kulepas tanganku
dandia mulai memainkantangannya sendiri mengikutigerakan
yang baru sajakuajarkan. Tak beberapa lamabatang
kemaluanku mulai bergerak dan semakin halusgerakan
tangan Yenni, batangkemaluanku juga semakinmenegang.
Yennimelemparkan senyumnakalnya padaku, aku balas
senyumannya dan Yenniterlihat kembali bersemangatketika
melihat batangkemaluanku sudah berdiritegak, dia bangkit
darirebahannya dan mulai menggenggam batangkemaluanku,
diusap-usapnyaperlahan dan semakin lamasemakin kuat.
“Cihuuii!”teriakan kecilnya membuatkutertawa. Yenni mulai
bangun dan bersiap untuk menaikitubuhku lagi, tetapi aku
cepat-cepat menghadangnya denganmembangunkan
badanku danmenghempaskan tubuhnya kekasur, Yenni
kembali keheranan tapi tak lamakemudian ia tersenyum
begituaku meregangkan keduakakinya dan mulai
merabadaerah liang kewanitaannyayang tak dihiasi selembar
bulu. “Sudah siap ronde kedua?”tanyaku sambil
mengambilposisi di hadapannya, belumsempat Yenni
menganggukkankepalanya, kepala batangkemaluanku sudah
menusuk liang kewanitaannya“Eghkhkshsh..!”
Yennimendesah berat dan badannyamenggelinjang
hebat.Kubenamkan terus batangkemaluanku sampai habis ke
dalam liang kewanitaannya,Yenni terus
menggelinjang.“Shshsh.. terushin.. Yang..”desahnya. Kutarik
batangkemaluanku keluar sampaihabis dan kubenamkan lagi
ke dalam liang kewanitaannyadengan cepat, Yenniterbelalak,
“Aakkkhh…” kaliini suaranya tak tertahankan.Sayup-sayup
kudengar suarawanita cekikikan dari luar kamar tapi tak
kuperdulikan.Kembali kutarik batangkemaluanku dan
kubenamkanlagi, lalu kukocokkan batangkemaluanku keluar
masuk didalam liang kewanitaannya yang mulai melebar dan
basah,nafas Yenni mulai terengah-engah mengikuti
gerakanbatang kemaluanku. “Enaak..lagii.. masukin
semuaa.. tekandong.. bagian kiri yang ditekan… aahh…
laaggii..tekann.. ahh…” dengan matamerem melek
keasyikan,selang beberapa lama kutarikbatang kemaluanku
keluar dankuangkat kedua kakinya ke atas dan kusandarkan
didadaku, Yenni membukamatanya yang terpejam.
Belumsempat ia berpikir, kembalikubenamkan
batangkemaluanku ke dalam liang kewanitaannya
yangmenyempit. “Aaakkhh..shhh…” aku
menyeringaisementara Yenni mendesiskannafasnya seperti
menahansakit, tapi tak lama nafasnya kembali terengah
seiringkocokan batang kemaluankudalam liang
kewanitaannya.Kembali kudengar suarawanita cekikikan, tapi
akutetap tak perduli. Aku masih tetap mempertahankan
iramakocokan batang kemaluanku,tak beberapa
lamakupalingkan penglihatankanke jendela kamar
yangmengarah ke balkon luar, walau tertutup tirai tapi
akudapat melihat bayangankepala orang di luar sana.
Akuterkaget. “Gila! ternyatapermainan seks-ku denganYenni
diintip mertuaku sendiri”, pikirku dalam hati.Perasaan kaget
cobakuhilangkan dengan menarikbatang kemaluanku
danmembalikkan badan Yenniyang mulai terasa berat
kelelahan. Aku bangun daritempat tidur dan kutarikpinggulnya
ke atas, Yennimenolehkan kepalanya kebelakang, aku meraba
liangkewanitaannya yang sudah sangat basah,
diamelemparkan senyummalasnya, tak lama kutuntunbatang
kemaluanku ke liangkewanitaannya melalui daerahbokongnya
yang tak begitu besar. Setelah merasakan pasdi depan
lubangkenikmatannya tanpa permisikubenamkan
batangkemaluanku dalam-dalamsampai habis tak terlihat.
“Eenggkk.. ssshh.. aakhkh !”kami sama-sama
mendesah.Badan Yenni kembalimenggelinjang hebat
dannyaris melepaskan batangkemaluanku dari dalam liang
kewanitaannya, kutahanpinggulnya dengan keduatanganku,
kupegang eratpinggulnya, dan tak lamakukocok batang
kemaluankudi dalam liang kewanitaannya keluar masuk,
terdengar suarayang khas ketika bokongnyaberadu dengan
perutku. Akusemakin menikmatipermainan ini. “Akh..
egkh..sshsh.. aagkh..” nafas kami bersahutan mengikuti
iramakocokan batang kemaluanku,tapi suara Yenni
mulaimengeras “Eeggh.. .Aaakkkh..teerrus Yang..
teerruss…”kupercepat kocokan batang kemaluanku
sehinggamenimbulkan suara gesekanperut dan bokong
yangsemakin cepat. Tak lamakemudian Yenni
mendesahpanjang, “Ssshh.. aaakkhh.. eegghhm.. ohhh..
augh.. Yang..Yenni mau keeellluuaarrr…”.Tiba-tiba liang
kewanitaannyaseperti menghisap-hisapbatang kemaluanku
danakhirnya, “Crooottt.. crotttt.. crotttt.. crot” aku
bisamerasakan klimaksnya tapiaku tetap menusukkan
batangkemaluanku ke dalam liangkewanitaannya. Tangan
Yennikelihatan sudah tidak dapat menahan badannya,
kepalanyajatuh lunglai sesaat, diamenoleh ke
belakangmenatapku dan tersenyummanis seakan memberi
tandakepuasan. Kubalas senyumnya dan kuperlambat
gerakanbatang kemaluanku dan Yennimengikuti gerakan
batangkemaluanku denganmemutarkan pinggulnya kekiri dan
ke kanan. “Uuugh… eegkh…” aku menyeringai,batang
kemaluanku terasasedikit ngilu. “Kenapa, enakya?” candanya
sambil terusmemutar pinggulnya perlahansementara batang
kemaluanku yang masihtertancap dalam liangsenggamanya
yang sangatbasah. “Uugghmm.. sshhshh..aaakgh..” Yenni
mendesahkeenakan menikmati permainannya
sendiri.Rupanya ia ingin menikmatiklimaksnya lebih lama
denganmemutar-mutar batangkemaluanku di dalam
liangkenikmatannya yang sedikit melebar dan basah.
Lalukukecup bibirnya, ia punmembalasnya sambil
berbisik,“Kamu hebat deh Yang…”Senyum manis
menghiasiwajahnya yang bersemu merah, pertanda ia
telahmengalami orgasme yanghebat. Kami pun
tidurberdekapan sampai pagi.Begitulah, kami
sebenarnyahidup dalam rumah tangga yang rukun dan
romantis.Namun karena pengaruhibunya Yenni (mertuaku
red)cukup besar, maka rumahtangga kami sering
goncang.Aku mencoba untuk dapat mempertahankan
danmengendalikan mahligairumah tanggaku, berkali-kaliaku
bisa menyelamatkannya.Namun terpaan badai
yangdihembuskan ibu mertuaku semakin kuat saja,
sehinggaaku tidak mampu lagi untukmenahannya. Akhirnya
Yennimengajukan gugatan ceraipadaku. Setelah
menjalanisidang perceraianku dengan istriku yang berjalan
begitulama, karena memang akumasih mencintainya
danberharap Yenni kembali kepelukanku. Tapi apa
dayakukarena kenyataannya tidak seperti yang
kuharapkan,setelah pembagian hartagono-gini. Aku
sekarangsebatang kara dalammengarungi hidup ini,
setelahYenni yang selama ini menjadi istriku telah tiada lagi
disisiku.